[Review] Happily Ever After by Winna Efendi

Selasa, 05 Mei 2015


Judul : Happily Ever After
Penulis : Winna Efendi
Editor : Jia Effendie
Penyelaras Aksara : Widyawati Oktavia
Penata Letak : Gita Ramayudha
Penyelaras tata letak : Erina Puspitasari
Desainer sampul : Jeffri Fernando
Terbit : Desember 2014
Harga : Rp.57.000 
Penerbit : Gagas Media
ISBN : 979-780-770-2
Blurb  :
Tak ada yang kekal di dunia ini.
Namun, perempuan itu percaya, kenangannya, akan tetap hidup dan ia akan terus melangkah ke depan dengan berani.

Ini adalah kisah tentang orang favoritku di dunia.

Dia yang penuh tawa. Dia yang tangannya sekasar serat kayu, tetapi memiliki sentuhan sehangat sinar matahari. Dia yang merupakan perpaduan aroma sengatan matahari dan embun pagi. Dia yang mengenalkanku pada dongeng-dongeng sebelum tidur setiap malam. Dia yang akhirnya membuatku tersadar, tidak semua dongeng berakhir bahagia.

Ini juga kisah aku dengan anak lelaki yang bermain tetris di bawah ranjang. Dia yang ke mana-mana membawa kamera polaroid, menangkap tawa di antara kesedihan yang muram. Dia yang terpaksa melepaskan mimpinya, tetapi masih berani untuk memiliki harapan...

Keduanya menyadarkanku bahwa hidup adalah sebuah hak yang istimewa. Bahwa kita perlu menjalaninya sebaik mungkin meski harapan hampir padam.

Tidak semua dongeng berakhir bahagia. Namun, barangkali kita memang harus cukup berani memilih; bagaimana akhir yang kita inginkan. Dan, percaya bahwa akhir bahagia memang ada meskipun tidak seperti yang kita duga

Bercerita tentang Lucia Surya atau lebih dikenal dengan nama 'Lulu', gadis berusia 16 tahun ini bersekolah di SMA Harapan, ia sering 'ditindas' oleh teman-teman sekolahnya. Bahkan sahabatnya, em ralat maksudnya 'mantan sahabatnya' pun sekarang juga ada di pihak dimana orang-orang sering menindas Lulu.




Hari-harinya di sekolah sangatlah tidak menyenangkan, namun saat di rumah Lulu merasakan suatu kebahagiaan yang sangat besar, menjalani hari-harinya dengan Bundanya, Idolanya yang tak lain adalah sang Ayah, dan juga anjingnya Muffin. Menjadi anak tunggal membuatnya sedikit kesepian, namun itu bukanlah masalah besar bagi Lulu.

Dulu, ya dulu. Dulu Lulu sering bermain dengan Karin, sahabatnya. Mereka seperti dua orang dengan spesies yang sama, dengan kawat gigi dan bully-an dari teman-teman sekolah. Namun semua itu berubah saat Lulu dan Karin menginjak kelas 2 SMP, saat Karin mulai merasakan masa pubernya, saat Karin yang dulunya satu spesies dengan Lulu mulai berubah menjadi seorang gadis yang merubah penampilannya menjadi lebih cantik, dan.... saat Karin mulai menjauhi Lulu karena ia merasa berbeda dengan Lulu. 

Karin berubah, dari Karin yang dulunya suka dengan warna hijau, malah sekarang sangat menyukai warna pink seperti kebanyakan cewek lainnya. Karin yang dulunya menyukai IPA, malah sekarang malah memperlihatkan kalau dia benci dengan pelajaran tersebut. Karin yang dulunya suka dengan hal-hal yang berbau detektif dan petualangan, sekarang malah bertingkah seperti tak pernah mengenal dua hal tersebut. Karin berubah, ya begitu juga dengan hubungannya dan Lulu. Karin yang dulunya sering bersama Lulu, berpetualang dengan Lulu, sekarang malah ikut dalam aksi bully-bully-an dengan Lulu sebagai korbannya.

Juga tentang pacar Lulu, Ezra. Cowok berpenampilan sedikit 'bandel' dengan rambut diwarnai, cowok yang juga akhirnya akan pergi meninggalkan Lulu dan lebih memilih orang lain. Cowok yang pernah membuat Lulu terpuruk selama beberapa waktu. 

Karin dan Ezra, dua orang yang dulunya pernah mewarnai kehidupan sekolah Lulu, akhirnya mulai meninggalkan Lulu.

Ini juga tentang Ayah yang selalu menjadi idola bagi Lulu. Ayah yang dari kecil selalu membacakan dongeng-dongeng pengantar tidur. Ayah dan Bunda yang selalu ada di samping Lulu, memberikan nasihat agar Lulu menjadi lebih dewasa dan membantu Lulu menyelesaikan masalah-masalahnya. Namun, kehidupan keluarga Lulu yang indah mulai berubah saat mereka mendapatkan fakta bahwa ayahnya menderita sebuah penyakit~

Tidak lupa juga dengan anak lelaki yang Lulu temui sedang bermain tetris di bawah ranjang rumah sakit. Anak lelaki yang memiliki semangat yang kuat. Anak lelaki itu bernama Eli, seorang yang menderita penyakit.  Eli yang tanpa sadar mulai masuk ke kehidupan Lulu.

Ini kisah tentang Lulu, seorang gadis yang sangat suka membaca berbagai cerita dongeng. Lalu apakah kisah kehidupan Lulu akan memiliki akhir yang sama seperti banyaknya cerita yang telah ia baca? Apakah kehidupan Lulu akan mendapatkan 'Happily Ever After' ?

Oke, sejujurnya saya 'sedikit' lupa dengan alur cerita novel ini disebabkan karena setumpuk tugas sekolah ._. Sama seperti novel-novel Winna Efendi sebelumnya yang mengangkat kisah remaja SMA, namun kali ini sedikit dibumbui dengan kisah keluarga yang cukup kuat. 

Cover, bagi saya sih ya, cover Happily Ever After ini simple tapi manis. Cukup untuk menggambarkan isi novelnya. Pemilihan warna yang cocok, warna lembut dengan dua buah buku juga kalimat "Alam semesta punya rahasianya sendiri. Tetap percayalah akan rencana yang dipersiapkannya." 

Isi, novel dengan tebal 356 halaman ini sukses membuat saya beberapa kali meneteskan airmata. Cerita yang menggunakan sudut pandang orang pertama tunggal yaitu Lulu, membawa kita menjelajahi sebuah kisah yang akan mengajarkan tentang seberapa berartinya sebuah kehidupan. Bagaimana orang-orang di luar sana yang terus berusaha menyemangati diri mereka agar bisa semangat menjalani hidup walaupun kemungkinan akan hal itu sangat kecil. Dan Winna Efendi sangat mahir meramu cerita ini, penjabaran penyakit yang sangat jelas.

Kutipan di setiap bagian, di setiap awal bagian, yang nantinya bagian-bagian tersebut akan terbagi lagi dengan beberapa bagian(?) terdapat banyak kutipan yang ngena banget >,< ada kutipan dari cerita dongeng, kartun, penulis, dan juga novel yang cukup cocok untuk mewakili bagian tersebut. Pokoknya dengan ada kutipan-kutipan tersebut, lebih menambah poin untuk novel ini.

Contoh kutipan :
"You know how sometimes you meet someone
and everything changes. Just like that?"
- Prince Eric, The Little Mermaid


Halaman pertama dan terakhir, halaman pertama dan terakhir sebenarnya sama. Namun penambahan satu kalimat di halaman terakhir yang menjadi penutup cerita ini sukses membuat saya meneteskan air mata.

Btw, bagi sara masih ada beberapa hal yang mengganjal, seperti bagaimana mulanya Ezra dan Karin bisa memulai sebuah hubungan.

Kutipan dari novel Happily Ever After :


"Kata-kata apa yang harus kau tuliskan kepada seseorang yang kini membencimu?" - halaman 66

"Jatuh cinta itu nggak pake milih, Zra. Nggak milih waktu yang tepat, atau momen yang pas. Tahu-tahu kamu udah jatuh cinta. Kalau kamu beruntung, kamu akan tahu begitu saja. Kalau kamu beruntung, orang itu juga akan membalas perasaanmu." - halaman 105

"Aku jatuh cinta. Dalam, serius, tanpa ampun." - halaman 124

"Di dunia ini, nggak semua orang dapetin apa yang mereka mau, Mi." - halaman 140

"Hati yang melihat, hati yang merasakan, hati yang tahu." - halaman 145

"Terus? Ada yang menarik dari tempat ini?"
"Ada, kamu."
- halaman 153

"Tapi, nggak jarang juga mereka yang pergi akan hilang selamanya. Dan, yang menyedihkan adalah nggak sempat mengucapkan selamat tinggal." - halaman 157

"Aku sadar kalau di lingkungan mana pun, kita akan selalu ketemu dengan orang-orang yang berbeda. Mereka bisa suka, atau benci sama kita." - halaman 170

"Nggak semua yang kita mau bisa kita dapetin. Ada beberapa hal dalam hidup ini yang harus dikorbankan." - halaman 218

"Tapi, bagaimana caranya mempersiapkan diri untuk kehilangan orang yang paling kita sayangi?" - halaman 268

"Aku... mggak tahan nunggu tanpa kepastian." - halaman 3289

"Namun, perempuan itu percaya, kenangannya akan tetah hidup, dan ia akan terus melangkah ke depan dengan berani." - halaman 349


Rating : 5 dari 5 bintang.

=Fikriah Azhari, 04 Mei 2015=

4 komentar:

 
FREE BLOGGER TEMPLATE BY DESIGNER BLOGS