[Virtual Book Launch] Kembali ke Tahun 90-an Bersama "Untuk Dia yang Terlambat Gue Temukan"

Minggu, 25 Oktober 2020

Era pandemi saat ini tidak membatasi interaksi yang terjalin. Hadirnya berbagai aplikasi yang mendukung virtual meeting justru mempermudah orang-orang untuk menatap satu sama lain lewat gadget masing-masing. Begitu pula yang dilakukan oleh Esti Kinasih dan pihak Gramedia Pustaka Utama. Mengusung tema Virtual Launch Anti Telat, Esti Kinasih bertegur sapa dengan pembacanya pada Minggu, 25 Oktober 2020 pukul 16.00 - 18.00 WIB lewat aplikasi Zoom meeting.

Sejak Jingga Untuk Matahari rilis pada awal 2017 lalu, pembaca setia buku Esti Kinasih atau yang dikenal juga dengan nama Estikinatic, selalu mempertanyakan kapan kiranya Jingga Untuk Sandyakala sebagai buku lanjutan dari Jingga Untuk Matahari terbit. Lalu, kalau nggak salah sekitar September lalu, pihak penerbit memberikan kode bahwa Esti Kinasih akan merilis buku baru. Secara cukup mengejutkan, kemudian diketahui bahwa buku baru Esti Kinasih ternyata bukanlah bagian dari seri Jingga yang telah dinanti-nanti beberapa tahun terakhir, namun menampilkan kisah baru dengan tetap bermain di genre teenlit.


Mengutip dari Goodreads, berikut terlampir blurb dari novel baru Esti Kinasih, "Untuk Dia yang Terlambat Gue Temukan" :

Gimana rasanya naksir cewek yang udah nyaris jadian sama cowok lain?
Maju pantang menyerah, mundurdan pasrah, atau cuma bisa ngerusuhin sambil menunggu celah?

Yah... Rian cuma bisa bikin rusuh karena Rara yang dia taksir juga ditaksir Roni.
Tapi begitu ada sedikit kesempatan, Rian nggak mau melewatkan.
Persetan peluang. Persetan cowok lain yang juga punya rasa yang sama. Persetan esok hari. Persetan ini akan berakhir hanya sebagai mimpi. Persetan dirinya akan hancur setelah ini.

Hanya kotak bersampul cokelat dan selembar catatan yang bisa Rian berikan untuk Rara, sebagai ungkapan isi hatinya yang terdalam. “Untuk elo, Ra, cewek yang terlambat gue temukan....”
Lewat virtual launch yang diadakan Minggu sore, Esti Kinasih menjawab perasaannya terkait terbitnya buku baru ini "Jadi ini sebenarnya teenlit untuk mereka-mereka yang bukan remaja lagi. Jadi aku degdegannya di situ tuh, kira-kira keterima apa nggak ya...". Hal ini dikarenakan, ternyata pada Untuk Dia yang Terlambat Gue Temukan ini, Esti Kinasih mengajak pembacanya untuk kembali ke era 90-an, tahun di mana dirinya sendiri menikmati masa SMA-nya. Mengambil latar waktu tersebut, kita akan menemukan cerita di buku ini di mana orang-orang masih mendengarkan radio, belum ada ponsel, penggunaan telephone koin, komunikasi terjalin lewat pertukaran kertas yang dioper.



Sehingga, Esti Kinasih mengungkapkan bahwa dirinya menanti pendapat anak-anak zaman sekarang terhadap anak-anak remaja (abg) zaman dahulu yang hadir sebagai karakter-karakter di buku terbarunya ini. Dirinya juga berharap bahwa cerita yang dikemasnya kali ini tidak hanya bisa dinikmati oleh mereka teman-teman 90-an, namun juga mereka yang menghabiskan kehidupan remajanya di masa sekarang. Pada kesempatan kali ini, Esti Kinasih juga menyebutkan bahwa arti pembaca baginya adalah, "Orang-orang yang paham, mencoba mengerti gue, mencoba kenal. Kayak teman lah. Pembaca itu seperti teman."

Esti Kinasih juga sempat memberikan pendapatan mengenai pembacakan buku yang tengah marak belakangan ini. Dirinya berharap "Tolong stop membajak. Tolong stop membeli bajakan atau membuat bajakan. Atau bahkan ada yang meluangkan banyak waktu untuk ngetik ulang. Aku minta untuk mereka-mereka itu tolong hargailah hasil karya orang lain, karena itu nggak terjadi dalam semalam, nggak dalam sekejab, itu prosesnya lumayan lama bisa berbulan-bulan, bahkan bisa setahun dua tahun untuk menghasilan satu buku."

Penulis juga tentunya akan merasa senang jika karyanya dihargai, akan lebih semangat dalam berkarya.

Aku pribadi belum baca Untuk Dia yang Terlambat Gue Temukan ini. Tapi sebagai anak kelahiran 2000-an, yang juga senang nonton drama korea Reply series (Reply 1997, Reply 1988, Reply 1994) yang menghadirkan kehidupan remaja di tahun 90-an atau akhir 80-an yang berada di Korea, aku tentu saja tertarik untuk mengetahui bagaimana sih remaja atau anak abg Indonesia di tahun tersebut menjalani hari-hari mereka.

Mengikuti virtual lunch ini rasanya cukup diajak kembali ke era 90-an sama mbak Esti Kinasih, cerita-cerita yang dituturkannya dalam menggambarkan masa SMA-nya dulu, hampir mirip dengan cerita yang selalu kudengar dari Mamaku. Tentang bagaimana zaman mereka dulu punya bus tingkat sebagai sarana transportasi, atau bagaimana sensasi mendengarkan radio hingga tengah malam, juga tentang kedekatan mereka dulu dengan teman-temannya tanpa kehadiran ponsel pintar seperti sekarang. Tidak lupa, Esti Kinasih membagikan lagu-lagu yang menemaninya selama penulisan Untuk Dia yang Terlambat Gue Temukan, sebut saja lagu-lagi Debbie Gibson, Iwan Fals, dan Denny Malik. 

Pada kesempatan ini, Mbak Esti Kinasih juga sempat kasih bocoran nih mengenai Jingga Untuk Sandyakala! Katanya, bakal tebel banget, dengan tokoh yang banyak. Terus, akan ada tokoh yang nggak kita duga bahwa akar permasalahannya tuh dari dia. Duh... jadi penasaran banget, kan? Matahari Senja, semoga kita bisa ketemu lagi secepatnya, ya! Tahun depan kalau bisa, okay? Aku nggak sabar buat bacanya! Untuk proses adaptasinya sendiri, setelah kabar mengenai adaptasi Jingga dan Senja cukup lama mereda, ternyata katanya mereka ada di posisi cukup sulit menentukan artis yang bisa memerankan Ari ini. Aku pribadi juga nggak bisa bayangin sih artis siapa yang cocok meranin si Ari ini hahahaaa.

Tapi ya sebelum itu, sebelum membaca Jingga Untuk Sandyakala yang mari kita tunggu saja hilalnya, juga sebelum mikirin lagi adaptasi Jingga dan Senja, aku bakal baca Untuk Dia yang Terlambat Gue Temukan terlebih dahulu. Mari bertransformasi bersama menjadi anak remaja tahun 90-an! 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
FREE BLOGGER TEMPLATE BY DESIGNER BLOGS