[REVIEW] Pesan dari Bintang (Hanafiah #3) by Sitta Karina

Kamis, 06 Agustus 2020



Judul : Pesan dari Bintang (Hanafiah #3)
Penulis : Sitta Karina
Penerbit : Literati
Terbit : Desember 2019
Tebal : 528 halaman
Harga : Rp125.000 (at Store Lentera Hati)
ISBN: 978-602-8740-72-2

Blurb:
Inez Hanafiah, putri konglomerat dan sosialita ternama, memiliki hidup sempurna: menjadi pujaan para lelaki dan memiliki sahabat laki-laki yang siap sedia menjaganya, Nikratama “Niki” Zakrie, sejak keduanya tinggal di New York.

Kehidupan Inez menjadi jungkir balik saat semua orang di sekitarnya pergi akibat fitnah dan persekongkolan keji.

Semua, kecuali Niki.

Bersama Niki, seharusnya hari-hari Inez semudah dan seindah masa SMA di New York dahulu. Namun, semua ternyata tak lagi sama: perasaan Inez, persahabatan mereka, bahkan rahasia kelam Niki yang membuat tubuhnya penuh luka.

Jika dulu Niki selalu menjaganya, beranikah Inez melakukan yang sama dengan taruhan persahabatan, dan mungkin, cinta mereka?


“That's why it's rather confusing how you manage to stay that close to him. You are a Hanafiah.” - page 115.

Inez Callasandra Hanafiah tidak pernah berharap dirinya dikenal sebagai Paris Hilton. Setidaknya, bagi Niki, sahabatnya itu lebih cocok disebut The Next Adrianna Herrera. Namun sesuatu yang pasti, bagaimanapun sebagian besar orang akan selalu melihat Inez sebagai bagian dari Hanafiah, dan Inez tidak bisa menyangkal fakta tersebut, karena memang begitulah adanya. Jika nama keluarga besarnya sering kali menjadi alasan orang-orang ingin mendekatinya, atau justru segan hingga tidak ingin berurusan dengannya, apa yang akan dilakukan Inez jika sosok Niki yang selalu berada di sisinya di setiap kondisi, akhirnya membangun tembok tak kasat mata yang menjadi penghalang di antara mereka?

***

“Persahabatan adalah akar dari cinta murni dan cinta murni merupakan sumber kebahagiaan.” - Helena Hanafiah.

Bertemu kembali dengan anggota keluarga Hanafiah merupakan suatu kesempatan yang sangat menyenangkan buatku. Pertemuan sekaligus perkenalanku dengan mereka terjadi sekitar tiga tahun lalu, pada awal 2017 (waktu aku masih SMA kelas 1, sekarang udah kuliah masuk semester 3 hahaha udah lama juga ternyata). Christopher Hanafiah merupakan sosok pertama yang kukenal saat itu. Lalu kali ini, lewat Pesan dari Bintang, aku masuk dalam kehidupan Inez Hanafiah, yang juga adalah kakak dari Chris. Merupakan seri keluarga Hanafiah, Sitta Karina selaku penulis tidak hanya mengandalkan hubungan darah di antara para tokohnya lalu serta merta menyebutnya sebagai keluarga. Tetapi Sitta Karina berhasil menciptakan keluarga fiksional dalam satu universe besar hingga terasa hadir begitu nyata.

Sebagai pembaca, kita tidak hanya akan dibuat berfokus kepada Inez, namun bagaimana interaksinya dengan para saudara serta sepupu Hanafiah, baik itu muncul dalam bentuk support, caring each other, atau bahkan hanya sekadar penyebutan nama dalam percakapan yang berlangsung. Secara tidak langsung, kita akan langsung mengenal dan mengetahui sedikit informasi tentang masing-masing dari mereka, seperti misalnya Chris dan kisah cintanya yang sebelumnya telah terungkap dalam Imaji Terindah, Diaz yang sepertinya belum berdamai dengan masa lalu sejak Lukisan Hujan, atau mungkin Nara yang terasa cukup misterius. So, although if it's the first book of Hanafiah series that you read, you can easily reach them, or even fall in love with this fictional family. I'm not kidding.

Cuma rasanya cukup riskan sih kalau belum baca buku sebelumnya. Aku merasa beruntung sudah baca Imaji Terindah (Hanafiah #2), jadinya nggak mendapatkan major spoiler buku tersebut saat membaca Pesan dari Bintang. Lalu, berdasarkan aku pribadi yang belum baca Lukisan Hujan (Hanafiah #1), rasanya untuk yang satu ini tidak terlalu mendapatkan spoiler, sebab sepertinya kisah Diaz dan Sisy ini masih berlanjut. Tapi ya, setelah cek sinopsis Putri Hujan & Ksatria Malam (Hanafiah #4) di Goodreads, sepertinya aku akan clueless kalau langsung baca itu buku tanpa baca Lukisan Hujan terlebih dahulu.

“Tapi, makasih, ya, Nik. You're the kind of guy I can always rely on.” - page 38.

Okay, cukup dulu untuk membahas hubungan antara buku di series ini. Mari sekarang fokus ke Pesan dari Bintang. Buku ini bisa dibilang tebal juga, 528 halaman, nyaris dua kali lebih tebal dibanding buku pendahulunya (Imaji Terindah) yang bahkan udah mencakup dua side story di dalamnya. Meskipun begitu, tidak terlintas rasa bosan saat membacanya. Malahan rasanya pengin tahu lebih banyak lagi perihal apa aja yang terjadi waktu mereka masih di New York. Beruntungnya, waktu lagi nulis review ini, aku melakukan penelusuran ke blog penulis, terus nemuin satu postingan berjudul Bukan di New York - Sebuah Cerpen. Sitta Karina nampaknya mempersilahkan kita untuk semakin menelusuri detail awal kedekatan Inez dan Niki. Hal ini membuatku semakin sulit move on dari mereka, deh!

Agaknya, cerita berlatarkan persahabatan lawan jenis seperti ini sudah sering kita temukan, ya? Tapi kalau itu jadi alasan kalian tidak tertarik baca buku ini, tolong pikirkan lagi.

Inez digambarkan sebagai sosok yang cantik, baik, memiliki ketertarikan pada bidang fesyen, juga dikelilingi oleh pria yang terang-terangan memperlihatkan ketertarikan mereka pada putri Hanafiah ini. Lalu di situlah ada Nikratama Zakrie atau akrab disapa Niki. Niki tampan, sebagaimana banyak kenalan Inez yang sering mengakui hal tersebut, tapi dia memang memiliki karakter yang prefer untuk memendam sendiri, tapi kalau sudah berkaitan dengan Inez, dia bakalan maju menjadi garda depan untuk melindungi sahabatnya itu. Pokoknya mereka melengkapi satu sama lain. Sayangnya, bagi Niki, Inez tidak perlu terlibat dengan masalah yang sedang terjadi pada Niki, dirinya dan Inez hanya perlu berbagi bahagia bersama.

Inez dan Niki memang datang dari latar belakang keluarga berbeda. Inez adalah Hanafiah, selain karena memang dia cantik dan punya pribadi menarik, membuat orang-orang kemudian punya 'niat lain' mendekatinya. Hal itu tentu nggak berlaku bagi Niki, bahkan dia malah dapat cap sebagai ajudannya Inez oleh orang-orang. Niki berhasil masuk daftar book boyfriend-ku, meskipun aku sempat dibuat kesal sama dia karena keputusan dia yang kerap kali berubah. Tapi kemudian I got the point, meskipun bagi beberapa orang, perbedaan 'kelas' Niki dengan Inez bukanlah sesuatu yang serius, tapi kan setiap orang punya perspektifnya masing-masing. Kalau bukan Niki yang merasa tidak pantas, pasti akan ada komentar dari orang lain perihal perbedaan keduanya, 

Aku cukup kaget dengan disisipkannya isu kesehatan mental, tapi Sitta Karina berhasil membuat proses hingga penyelesaian yang melegakan. Berada di situasi seperti itu, mereka yang merasakannya bahkan tidak bisa mengendalikan diri sendiri. Hadirnya bantuan psikiater serta social support system adalah sesuatu yang paling dibutuhkan. Chemistry Inez dan Niki juga menjadi daya tarik buku ini. Cukup banyak lika-liku di luar kendali yang menguji kedekatan bahkan perasaan mereka. Tapi Inez akhirnya membuktikan, bahwa dia juga bisa maju menjadi seseorang yang melindungi. 

“Love may conquer it all. But not, if you love too deeply” - page 367.

Aku kayaknya beneran book hangover setelah baca buku ini. Udah lama banget sejak buku terakhir yang membuatku sulit lepas dari dunia yang diciptakan penulis. Kali ini penginnya ya baca cerita-cerita Hanafiah aja xD.

special note: aku dibuat penasaran sama Nara. Dia ada cerita sendirinya nggak sih? Selain Air Mata Pedang ya. Oh iya, hubungan per-sepupu-an Hanafiah ini bakal lebih mudah diingat kalau kalian download Silsilah Keluarga Hanafiah deh.

RATING: 4/5.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
FREE BLOGGER TEMPLATE BY DESIGNER BLOGS