[Bookish Talk] The Ballad of Songbirds and Snakes: Who is The Girl From District 12?

Jumat, 08 Mei 2020


"Eighteen-Year-Old Coriolanus Snow began his path to power as a mentor in the 10th annual Hunger Games. His tribute? A girl from district 12 navigating her own path... to survival."

Happy Hunger Games! And may the odds be ever in your favor! Siapa yang merindukan membaca atau mendengarkan kalimat tersebut? Setelah 10 tahun lalu menutup The Hunger Games series dengan Mockingjay, Suzanne Collins kembali mengajak pembacanya untuk sekali lagi menelusuri Panem dan menyaksikan pegelaran Hunger Games, namun kali ini di tahun yang ke-10, terhitung 64 tahun sebelum Katniss Everdeen menjadi volunteer dan mengikrarkan dirinya sebagai The Girl on Fire.

*Disclaimer: berbagai pendapat dan pikiran yang tertulis pada postingan ini hanyalah tuangan pikiran, dan seru-seruan saja, anggap saja tebak-tebakan dan wujud excited sebelum membaca The Ballad of Songbirds and Snakes*

Pada tahun 2019 lalu, saat pertama kali mengumumkan bahwa prequel Hunger Games akan dirilis, muncul berbagai pikiran bahwa akan seperti apa cerita yang disajikan kali ini. Aku sempat berpikir bahwa mungkin buku ini tentang Haymitch, atau mungkin lebih jauh ke belakang yaitu dengan Mags sebagai tokoh utamanya. Namun ternyata Suzanne Collins memilih Snow, the young Coriolanus Snow, untuk menjadi protagonis kali ini. Sebagaimana dikutip dari Comicbook, "That's right: Katinss Everdeen's archnemesis President Snow will now be the hero of his own Hunger Games prequel story!".

Bisa dikatakan keputusan Suzanne Collins begitu mengejutkan. Tapi ketika mengaitkan dengan judulnya, hal ini cukup logis. The Ballad of Songbirds and Snakes. Sebelum membahas ini, aku akan melampirkan blurb-nya terlebih dahulu, yang bersumber dari Goodreads:
It is the morning of the reaping that will kick off the 10th annual Hunger Games. In the Capitol, 18-year-old Coriolanus Snow is preparing for his one shot at glory as a mentor in the Games. The once-mighty house of Snow has fallen on hard times, its fate hanging on the slender chance that Coriolanus will be able to out charm, outwit, and outmaneuver his fellow students to mentor the winning tribute. 
The odds are against him. He's been given the humiliating assignment of mentoring the female tribute from District 12, the lowest of the low. Their fates are now completely intertwined - every choice Coriolanus makes could lead to favor or failure, triumph or ruin. Inside the arena, it will be a fight to the death. Outside the arena, Coriolanus starts to feel for his doomed tribute... and must weigh his need to follow the rules against his desire to survive no matter what it takes.

The Ballad of Songbirds and Snakes. Sejauh ini, setelah blurb yang terpampang di Goodreads, promosi di media sosial, hingga sedikit cuplikan dari chapter 1 yang bisa diakses di An Expert From Chapter 1, kita ketahui bahwa ternyata jauh sebelum menjadi Presiden, Coriolanus Snow pernah menjadi mentor untuk seorang gadis yang berasal dari Distrik 12. Hal yang tidak pernah terpikirkan, setidaknya buatku, bahwa Snow pernah 'mengabdikan' dirinya menjadi seorang mentor, untuk tribute dari Distrik 12 pula. Sungguh kejam semesta, sebelum Katniss Everdeen, nyatanya ada seorang gadis lain yang juga dari Distrik 12, yang hadir dalam hidup Snow. Aku yakin seperti Katniss, gadis kali ini bukanlah orang sembarangan.


Melihat judulnya, tentu saja membuat kita fokus dengan Songbirds dan Snakes. Lalu setelah mengetahui Snow yang menjadi tokoh utama kali ini, maka bisa disimpulkan bahwa salah satunya merujuk pada Snow. Yang mana? Tentu saja bukan hal sulit untuk menebaknya. Bahkan di buku-buku Hunger Games series, telah berapa kali 'ular' menjadi sapaan Katniss untuk menggambarkan Snow. Beberapa di antaranya adalah:

"Dia masih tersenyum ketika memasang mahkota kedua di kepalaku, tapi matanya, yang hanya berjarak beberapa sentimeter dariku, tampak selicik ular." - Katniss terhadap Snow, The Hunger Games, halaman 397.
"Aku memandang langsung ke mata Presiden Snow yang selicik ular." - Catching Fire, halaman 25.
"Sesungguhnya, aku memperlakukan Presiden Snow seakan dia ular sungguhan, dari jenis yang paling berbisa." - Catching Fire, halaman 27.
Namun, muncul kutipan menarik lainnya mengenai ular:
"Racun. Senjata sempurna untuk seekor ular." - Mockingjay, halaman 190.
Apakah itu adalah sebuah clue? Lalu untuk Songbird, atau di versi terjemahannya disebut sebagai burung penyanyi, disebutkan di buku Hunger Games bahwa:
"Malahan, burung-burung jabberjay itu kawin dengan mockingbird betina menciptakan spesies baru yang bisa meniru siulan burung dan melodi manusia..... Dan burung-burung ini bisa menciptakan ulang lagu.... Ayahku sangat menyukai burung mockingjay. Sewaktu kami berburu, biasanya Ayah akan bersiul atau menyanyikan lagu yang rumit pada mereka, dan setelah jeda yang sopan, burung-burung itu balas bernyanyi." - Hunger Games, halaman 53. 
"Tapi mockingjay tak pernah jadi senjata," kata Madge. "Mereka kan cuma burung penyanyi." - halaman 107.
Maka, Snow jelaslah adalah "Snake" pada judul prequel ini, dan besar kemungkinan bahwa gadis dari Distrik 12 yang dimentorinya adalah "Songbird". Menjadi protagonis di buku ini, membuatku jujur mengkhawatirkan diriku yang akan merasakan empati kepada Snow. Bagaimana jika perlakuan tidak-berperi-kemanusiaannya yang selama ini kita kenal dan temui di tiga buku Hunger Games ternyata punya alasan? Bagaimana jika sifatnya tersebut adalah dampak dari suatu hal? Bagaimana jika setelah membaca prequel ini, justru rasa benciku kepada Presiden Snow memudar? Bagaimana pun, aku tidak akan pernah melupakan segala hal keji yang telah dilakukannya.



Postingan akun Instagram SongbirdsAndSnakes di atas menarik perhatianku kepada caption di videonya, "Before Coriolanus Snow challenged the world. He was challenged by somebody else.". Apakah 'somebody else' di sini merujuk pada 'the-girl-from-district-12', yang berarti dia lah yang  menantang Snow?



"... The crowd loves her..." jelas 'her' di sini merujuk pada 'the-girl-from-district-12', tapi pertanyaannya adalah, "How can?" Apa yang menjadi alasan dirinya dicintai? Tidak mungkin menggunakan pola yang sama seperti bagaimana Katniss mengambil hati orang-orang, kan? Suzanne Collins pasti punya sesuatu yang baru, yang bisa menjadi alasan kuat hingga kita dapat menaruh hati sekali lagi kepada tribute dari Distrik 12, dan tentu saja aku sangat tidak sabar untuk mengetahui alasan tersebut.

Sebelumnya, waktu aku pertama kali tahu kalau Snow akan menjadi mentor tribute dari Distrik 12, salah satu hal yang muncul di kepalaku adalah, "Waduh, meninggal dong nanti ini anak bimbingannya Snow", soalnya secara refleks otakku hanya memuat informasi bahwa Haymitch lah satu-satunya victor dari District 12. Mengingat hanya dirinya lah yang mendampingi Peeta dan Katniss saat Hunger Games ke-74 berlangsung. Namun, aku merasa bahwa pasti tidak akan segampang itu Suzanne Collins memberitahu kita nasib si 'the-girl-from-district-12' bimbingannya Snow ini. Aku pun membuka halaman-halaman awal The Hunger Games buku pertama, dan kembali menemukan fakta yang membuatku teringat bahwa, nah kan, ada the other victor from District 12 selain Haymitch, namun pemenang itu telah meninggal sebelum Hunger Games ke-74 berlangsung.



"Kemudian dia membacakan daftar pemenang tahun-tahun sebelumnya dari Distrik 12. Dalam 74 tahun, distrik kami hanya pernah dua kali menang. Hanya tinggal satu yang masih hidup..." - The Hunger Games, halaman 27.
Memang dalam kalimat tersebut, tidak diberitahu informasi nama dan gender dari pemenang yang telah meninggal, karena setelahnya fokus Katniss hanya bernarasi untuk menggambarkan sosok Haymitch. Aku cukup kagum dengan Suzanne Collins yang menjadikannya sebagai 'bahan' untuk prequel ini, padahal yang dibacakan adalah daftar nama, tapi yang dijelaskan Katniss cuma Haymitch. Memang suatu ke-abu-abu-an selalu menyenangkan untuk dipertanyakan. Jika sejak buku pertama Suzanne Collins menuliskan setidaknya gender dari pemenang yang telah meninggal itu, lalu ternyata adalah pria, maka sudah jelas gadis bimbingan Snow ini tidaklah memenangkan pertandingan. Namun jika  Suzanne Collins menuliskan bahwa pemenangnya adalah seorang gadis, maka belum tentu juga itu adalah orang yang sama dengan yang dibimbing oleh Snow. Suzanne Collins tahu betul bagaimana cara memainkan perasaan pembacanya.

Menurutku sendiri, pasti Snow punya catatan yang tidaklah main-main hingga membuat dirinya menjadi Presiden, ya meskipun aku tidak begitu paham bagaimana mereka menunjuk Presiden sih. Tapi mungkin saja saat menjadi mentor dari Hunger Games ke-10, 'the-girl-from-district-12' ini ternyata menang, dan membuat citra Snow di Panem semakin kuat, hingga membuat kedudukannya menjadi tinggi. Mengingat tribute yang dibimbing Snow ini adalah seorang gadis, muncul pula spekulasi dari banyak pembaca, termasuk aku, bahwa Snow dan 'the-girl-from-district-12' ini akhirnya saling jatuh cinta, atau justru... hanya salah satunya saja yang melibatkan perasaan dalam hubungan mereka?

Aku bertanya-tanya lagi, jika memang 'the-girl-from-district-12' ini menang, lalu bagaimana kehidupannya setelah memenangkan pertandingan? Makmur kah? Atau sengsara? Mengingat sosoknya telah meninggal sebelum Hunger Games ke-74 dimulai. Atau justru... ada sebuah tragedi yang mengakibatkan kematiannya setelah dirinya mencapai kemenangan di arena?


Mengingat Mags masih hidup saat Quarter Quell ke-3 berlangsung, yang mana bahkan dirinya menjadi volunteer dari Distrik 4 (OMG aku betul-betul merindukannya), maka meskipun ajal nggak ada yang tahu ya, muncul pertanyaan di kepalaku bahwa, Mags kan pemenang dari Hunger Games ke-11, dia masih hidup, lalu apa yang membuat si pemenang dari Hunger Games ke-10 sudah tidak ada dalam artian meninggal, bahkan sebelum Hunger Games ke-74 dimulai? Yang mana kita berbicara jikalau salah satu alternatif yang muncul sebagai asumsi kita adalah benar bahwa pemenang Hunger Games ke-10 ini adalah 'the-girl-from-district-12' yang dibimbing Snow.

Kita melihat bahwa semarah apa Snow saat Katniss dan Peeta menjadi pemenang Hunger Games, yang merupakan suatu kesalahan karena keduanya keluar bersama sebagai pemenang. Lalu setelah itu Snow sebagai Presiden, begitu bergerak sekuat tenaga untuk memusnahkan dan membuat sengsara keduanya, terlebih Katniss. Jadi, tidak menutup kemungkinan bahwa 'the-girl-from-district-12' ini bisa saja berbuat sesuatu di arena yang memancing kemarahan Capitol dan Presiden saat itu, lalu nyawanya menjadi taruhan. Katniss dan Peeta mungkin berhasil melawan Capitol dan tetap hidup. Namun nasib 'the-girl-from-district-12' ini tidak kita ketahui, siapa tahu dia kalah memerangi Capitol, kan?

Mengabaikan berbagai teori di atas, bisa saja 'the-girl-from-district-12' ini meninggal karena sudah ajalnya sih. Mungkin aku yang terlalu drama dan mengaitkan segala hal, hahaha. Tapi ya, itu bentuk rasa excited ku dalam menyambut The Ballas of Songbirds and Snakes, aku sudah tidak sabar untuk membacanya, sekaligus berkenalan dengan para tokoh di dalamnya, soalnya ternyata nggak enak juga kalau mau nyebut tribute bimbingannya Snow pakai embel-embel 'the-girl-from-district-12', panjang banget, belibet. Ayo dong, aku pengen cepat-cepat tahu namanya. Berharap semoga Gramedia Pustaka Utama selaku Penerbit yang punya hak terjemahan terhadap tiga buku The Hunger Games series (yang bahkan baru cetak ulang cover baru), juga sudah mengantongi hak terjemahan The Ballad of Songbirds and Snakes ini.



So, who is the girl from district 12? Seberapa berpengaruhkah dirinya kepada kehidupan masa muda Coriolanus Snow? Telah dikonfirmasi akan diangkat ke layar lebar, siapakah kiranya yang akan menjadi potret muda pemimpin Panem di masa depan?

Cukup sekian postingan kali ini. Lama tidak bersua malah sekalinya muncul aku ribut banget hahaha. Kurang dari dua minggu lagi, buku ini akan terbit, mari menanti bersama, selagi berdoa nggak ada dari kita yang secara tidak sengaja 'ketemu' spoilernya di sosmed. Hahaha. Have a great day! Semoga kebaikan selalu mengelilingi kita, semoga pandemi cepat berlalu dan semuanya kembali normal.

*UPDATE 12 MEI 2020*

Guys! Aku baru sempat cek Twitter Gramedia Pustaka Utama, dan menemukan informasi terbaru yang mereka posting pada 5 Mei lalu, bahwa mereka sudah berada dalam proses terjemahan The Ballad of Songbirds and Snakes dan memiliki rencana terbit pada Oktober mendatang. Masih ada 5 bulan lagi, ayo kita tungguin bareng!


Terima kasih Gramedia Pustaka Utama yang sudah gercep nerjemahinnya! Semoga prosesnya lancar dan edisi terjemahannya bisa segera menyapa pembaca Indonesia! ^^

Kalau kalian sudah tidak sabar baca bukunya, e-booknya juga sudah tersedia di Google Play Book, tapi harganya cukup mahal sih buatku, apalagi untuk ukuran dikoleksi dalam bentuk e-book aja. Jika tertarik bisa langsung ke The Ballad of Songbirds and Snakes (A Hunger Games Novel by Suzanne Collins). 

1 komentar:

  1. Wah sebuah teori yang menarik dan lumayan masuk akal... Kalo dari judul sih Songbird saam Snake nya bakal ada banyak ya alias lebih dari satu

    BalasHapus

 
FREE BLOGGER TEMPLATE BY DESIGNER BLOGS