Pages

Minggu, 26 April 2015

[Review] I For You by Orizuka


Judul : I For You
Penulis : Orizuka
Penerbit : Gagas Media
Tebal : 384 Halaman
Terbit : Maret 2012
Harga : Rp.47.000
ISBN : 978-979-780-554-8
Blurb : 
Suatu hari dalam hidupku, kau dan aku bertemu. Masih jelas di ingatanku sosokmu yang memukauku. Lidahku jadi kelu, mulutku terkatup rapat karena malu. Setiap malam, bayangmu menari-nari dalam benakku. 
Ada sejuta alasan mengapa aku begitu memujamu. Kau menyinari relung gelap hatiku. Kau satu-satunya orang yang ingin kurengkuh. Kau yang bertanggung jawab atas segala rindu. Kau adalah yang teristimewa bagiku. 
Tanda-tandanya sudah jelas: aku menyukaimu. Tetapi, bagaimana caranya untuk mendekatimu? Kau begitu jauh, sulit kuraih dengan jari-jemariku.
Dan semakin lama, aku mulai menyadari satu hal. Bahwa kau dan aku mungkin ditakdirkan tak bisa bersatu.... 
Bercerita tentang Princessa Setiawan (Cessa), gadis cantik namun sombong yang sudah seperti seorang Putri dan juga Benjamin Andrews (Benji), cowok tampan yang selalu ada di sisi Cessa. Mereka bagaikan seorang puteri dan pangeran di SMA Pelita Kita. Seumur hidup, mereka mengenyam pendidikan dari guru-guru yang dipanggil ke rumah oleh para orangtua mereka untuk mengajar mereka. Hingga 2 tahun yang lalu, Cessa meminta untuk masuk ke sekolah formal.

Saat beranjak ke kelas dua belas, awal dari perubahan itu pun terjadi. Ketika memasuki kelas mereka XII IPA 2, Cessa mendapatkan fakta bahwa ia mendapatkan tempat duduk berjauhan dengan Benji yang berada di dekat jendela, sementara Cessa mendapatkan tempat duduk di pusat yaitu tengah-tengah kelas, Cessa tak suka berada di tengah-tengah dan menjadi pusat perhatian, terlebih lagi ia berjauhan dengan Benji tidak seperti sebelumnya.




Di belakang tempat duduk Cessa adalah tempat duduk Surya, seorang anak laki-laki kurang mampu namun memiliki otak cerdas bahkan terbilang genius. Saat ditanya oleh pak Herman yang adalah guru Biologi mengenai mengapa Cessa tidak duduk di kursinya, Cessa dengan cepatnya mengatakan bahwa ia tak ingin duduk di dekat orang miskin, yaitu Surya. Mendengar perkataan Cessa, orang-orang dalam kelas pun yang mendengar hal tersebut hanya bisa menganga, kecuali Surya yang baru saja mendapatkan penghinaan dari Cessa. Pak Herman yang merasakan ketegangan yang tengah melanda kelas tersebut pun mencoba mencairkan suasana dengan menenangkan Cessa dan Surya.

Pada pembagian kelompok Biologi yang berpasang-pasangan, Surya dan Cessa tergabung di kelompok yang sama, sedangkan Benjamin berkelompok bersama Salsha. Gimana jadinya coba? Cessa dan Surya yang pada pertemuan awal kelas 12 sudah terlibat pertengkaran malah dipasangkan dalam kelompok praktikum biologi? Belum lagi Surya yang dipusingkan dengan Cessa yang bahkan tak ingin memegang tanah padahal mereka ditugaskan untuk menanam kecamba.

Namun, jika takdir telah mengeluarkan mantranya, maka sesuatu yang tak mungkin pun bisa menjadi mungkin. Dalam suatu kesempatan, Surya melindungi Cessa dari lemparan bola orang-orang yang sedang bermain. Mulai saat itu, Cessa mulai berusaha mendekati Surya, namun Surya cuek saja sebab ia merasa dirinya dan Cessa itu beda, bagaikan api dan air juga langit dan bumi, mereka tak bisa dan tak mungkin bersatu.

Namun Cessa masih saja berusaha mendekati Surya hingga ke perpustakaan. Benji yang alergi debu, hanya bisa menunggu Cessa di luar perpustakaan, pada suatu kesempatan Benji merasa bosan, akhirnya ia pergi ke kantin. Di kantin, takdir kembali mempertemukan dua anak manusia, Benji bertemu dengan Bulan yang merupakan adik Surya. Lama kelamaan, akhirnya Surya dan Cessa menjalin hubungan, begitu pula dengan Benji dan Bulan. Namun dengan berlangsungnya hubungan tersebut tidak membuat Cessa dan Benji berjauhan, mereka masih seling bersama. Ya karena memang mereka harus selalu bersama, sebab ada suatu rahasia besar yang tidak diketahui orang lain.
"Jika hal yang paling sulit untuk kamu lakukan adalah mengucap ‘selamat tinggal’, saat itulah kamu tahu kamu sedang jatuh cinta
Teenlit! Hoho sudah lama sekali saya nggak baca teenlit *padahal seusia saya harusnya bacanya baru teenlit* >,< suka banget sama bukunya kak Orizuka yang satu ini, eh tapi memang semua bukunya kak Orizuka nggak ada yang mengecewakan, semuanya top banget deh.

Buku yang satu ini menguras banyak emosi. Dengan membaca buku ini, berbagai ekspresi saya keluarkan, mulai dari senyum, tangis, hingga marah, intinya sangat menguras emosi. Alurnya mengalir, membuat pembaca nyaman dengan cerita yang disuguhkan, ciri khas Orizuka sekali.

Pada awal cerita, saya memang merasa bosan dengan buku ini, namun seiring berjalannya waktu, muncul beberapa konflik yang membuat saya penasaran dan ingin segera menamatkan buku ini. Dan ternyata buku ini menyediakan beberapa kejutan yang errr.....

Saya suka karakter Benji di sini, ia sangat bertanggung jawab, selalu berusaha melindungi Cessa. Bahkan Benji lebih mementingkan Cessa dibanding dirinya sendiri. Kyaaa Benji, sama saya aja sini *eh nggak deh, kan udah ada Rex >,<*

Kalau Cessa sendiri ternyata memberikan kita banyak (banget) kejutan, awalnya saya mikir dia sombong akan hartanya, dia juga manja banget, tapi ternyata nggak gitu, pokoknya Cessa nggak seperti pikiran awal saya, nggak perlu saya jelasin deh, takutnya nanti malah spoiler.

Kalau Surya dan Bulan itu adalah sosok yang mandiri dan tegar. Tapi di sini rasanya Surya terlalu fokus pada pelajaran sampai nggak mikirin Bulan, masa Bulan jualan roti tapi Surya nggak ngelakuin apa-apa buat ngebantu ekonomi keluarganya?

Ending? errr gimana ya? di pertengahan cerita, saya nyoba nebak endingnya tapi nggak tahu mau nebak gimana. Bagi saya sendiri, endingnya nggak ketebak, beberapa lembar sebelum akhir cerita, saya dibuat meneteskan air mata untuk beberapa kali, wah Cessa kau membuatku menangis, seharusnya kau bertanggung jawab ;p

Overall, buku ini manis dan saya suka banget, membuat saya memberikan 5 bintang buat kisah Cessa ini.

=Fikriah Azhari, 25 April 2015= 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar