Pages

Kamis, 30 April 2015

[Review] Rust in Pieces by Nel Falisha


Judul : Rust in Pieces
Penulis : Nel Falisha
Penerbit : Ice Cube Publisher
Terbit : Cetakan pertama, Maret 2015
Tebal : v + 244 halaman
Penyunting : Anida Nurrahmi
Perancang Sampul dan Isi : Deborah Aamadis Mawa
ISBN : 978-979-91-0833-3
Blurb : 
“Pantas belakangan ini pernak-pernikku hilang satu-satu. Ternyata dia pelakunya!” Sarah menunjuk-nunjuk ke arah Tiana.
Yunita memicingkan mata dan melipat lengan di depan dada. Pom-pom merah jambu tergeletak di kakinya. “Baru kemarin ikat rambut favoritku hilang.”
“Bukan gitu, aku cuma mau pin—”
Nonsense!” cetus Sarah.
Yunita menyeringai puas. “Kamu klepto, Ti.”
Usaha Tiana mempertahankan popularitas di SMP sia-sia setelah aksi mengutilnya dipergoki teman-teman di klub pemandu sorak. Tak hanya didepak dari klub, ia juga harus menerima julukan Miss K alias Miss Klepto hingga lulus sekolah. Namun Tiana tidak bisa berhenti mengutil. Ia frustrasi dan memutuskan untuk menghindar dari teman-teman lamanya dengan memilih SMA yang berbeda. Sayangnya, prediksi Tiana meleset. Masih ada Dinda yang di SMP dulu ikut memusuhinya setelah aib Tiana terbongkar. Ada Stefan yang terkenal kepo dan tahu ada yang tak beres dengan Tiana. Ada Sherry yang sering memperhatikan Tiana dari jauh. Ada Ardhan yang cuek tapi berani bicara frontal. Semua orang tampaknya mencurigai tindak-tanduk Tiana. Tiana pun sadar ada yang salah dengan dirinya. Namun Tiana tetap tak mampu mengendalikan jari-jarinya

Adalah Tiana Angelita, gadis yang termasuk kalangan 'pendiam' di SMA Tunas Mulia. Ia terkesan pendiam dan sangat jarang berinteraksi dengan orang-orang di sekolah bahkan teman kelasnya sendiri. Namun, tidak ada yang tahu bahwa ternyata Tiana adalah salah satu siswi yang cukup populer saat SMP dulu.

Ada sesuatu pada Tiana yang membuat dirinya menjadi seperti sekarang, ada sesuatu di masalalunya yang selalu terngiang-ngiang di pikirannya, dan ada sesuatu yang masih ada di dirinya sampai saat ini yang membuatnya memilih untuk menjadi dirinya yang pendiam dan terlihat aneh di depan teman-temannya.



Di hari pertama SMA, saat mendapatkan giliran untuk memperkenalkan diri di depan kelas, Tiana malah muntah. Entah mengapa, dia tak sanggup untuk berbicara banyak kepada orang lain apalagi jika harus berbicara di depan kelas.

Hari demi hari berlalu, guru Sosiologi yaitu Bu Laksmi memberikan tugas kelompok berpasangan kepada para siswa dengan tema ' Fenomena yang Mempengaruhi Kemasyarakatan'. Tania pun hanya bisa mengepal tangannya saat mendengar ucapan bu Laksmi, ia sangat benci presentasi dan tugas kelompok. Siswa-siswa lain mulai ribut mencari pasangan untuk diajak mengerjakan tugas tersebut, ada yang berpasangan dengan teman sebelah meja, dan ada juga yang berdiri untuk mencari partner yang cocok, namun Tiana tetap pada tempatnya, gugup memperhatikan sekelilingnya yang seakan tak menyadari kehadirannya...

Ini adalah novel keempat dari seri YARN sekaligus novel kedua dari seri tersebut yang saya baca. Sebelumnya, saya telah membaca Remedy karya Biondy Alfian. Kalau saya perhatikan sih ya, seri YARN ini mengangkat tema anak sekolahan ya? Remedy dan Rust in Pieces sendiri berkisah tentang masalah kehidupan anak SMA.

Ayo kita mulai membahas cover novel ini. Cover dengan warna gelap dan seorang anak perempuan dengan tatapan yang err... juga tangan-tangan di pinggir cover membuat cover novel ini terkesan horor gitu, tapi covernya cocok kok, bisa menggambarkan isi dari novel ini.

Blurb, lagi-lagi YARN membuat saya penasaran dari Blurbnya, blurb dari Rust in Pieces ini diawali dengan percakapan antara Sarah, Yunita, dan Tiana lalu kemudian sedikit cerita bahwa Tiana saat SMP yang cukup populer sampai akhirnya dia ketahuan menguntil oleh teman-teman klub pemandu sorak. Lalu kemudian juga menceritakan sedikit karakter teman-teman SMA Tiana. Tidak lupa juga dengan Tiana yang tak dapat mengendalikan jari-jarinya. Oke, blurbnya keren dan membuat saya penasaran, dari blurb ini kita dibuat penasaran dengan apa yang membuat Tiana menguntil? lalu apa maksud dari Tiana yang nggak bisa mengendalikan jari-jarinya.

Prolog, di sini Prolognya semacam flashback ke masa SMP nya Tiana dan di prolog ini kita akan menemukan awal atau mungkin bisa dikatakan 'penyebab' munculnya sikap Tiana yang membuatnya tak bisa mengendalikan diri untuk selalu menguntil. Prolognya juga ngebuat kita penasaran sih, di prolog ini kita juga berjumpa dengan teman-teman SMP Tiana, yaitu Sarah dan Yunita.

Karakter, bicara soal karakter sih ya pastinya udah tahu dong kalau karakter utama novel ini adalah Tiana? Tiana di sini digambarkan sebagai gadis pendiam dan sedikit 'aneh', dia itu benci banget ngobrol banyak apalagi di tengah-tengah keramaian kayak di depan kelas, Tiana juga semacam menghindar dari teman yang ingin bicara dengannya ya emang sih dia semacam anti sosial gitu. Juga ada Stefan si 'kepo' yang ngajakin Tiana sekelompok buat tugas Sosiologi, ada Ardhan yang sedikit nakal dengan rambut pirang namun cerdas. Ada Dinda yang merupan teman SMP Tiana yang juga sempat menjauhinya namun sekarang malah berusaha mendekati Tiana, ada Sherry si murid tomboi misterius yang selalu memperhatikan Tiana dari jauh. Kalau saya sendiri sih karakter favoritnya Stefan :D.

Isi cerita,Alur dan Plot, Alurnya sih maju ya tapi nggak jarang juga ada flashback untuk memperjelas cerita. Cara penulis membawakan cerita sangat rapi dan bahasa yang digunakan juga mudah dicerna, penjabaran lokasi dan terapi pengobatannya juga sangat detail, apakah penulis melakukan riset khusus untuk novel ini? Latar lokasinya sendiri di Bali ya, sama seperti tempat penulis di besarkan.
Saya cuma nemuin dua typo di novel ini, yaitu pada halaman 196, di situ dituliskan "ekpresinya" yang seharusnya "ekspresinya". Typo kedua masih di halaman 196, yaitu pada kata "utntuk" yang harusnya "untuk". Entahlah kalau masih ada, tapi say cuma nemuin dua typo itu. 
Ceritanya juga saya suka, banyak kejutan yang disuguhkan, juga masih ada unsur romancenya sih tapi romancenya sedikit aja sih.

Ending, jujur saya agak kecewa sama endingnya. Saya rasa masih ada yang mengganjal gitu, sedikit nggak puas,mungkin harusnya ditambahkan epilog untuk novel ini, atau mungkin tambahan bab lagi? atau itu disebabkan karena nggak mau pisah sama karakter novel ini? Pas baca endingnya cuma bisa mikir "Loh? nggak ada epilognya gitu._.? atau tambahan bab?  rasanya masih ada yang ngeganjal deh." Kyaaaa masih mau baca kisah mereka~ Saya suka banget sama novel ini, rasanya ngalir gitu ceritanya, enak dibaca juga, pantas dikasih 5 bintang, tapi karena endingnya, saya malah ngurangin satu bintang hoho:(.

Tapi novel ini asli memang keren banget sih, saya belajar beberapa hal dari novel ini ^^

Kutipan : 

"Terlalu lebay, ya? Aku cuma mau lihat kamu ketawa." - halaman 94
"Kita berjuang, ya. Kita sama-sama berjuang." - halaman 116
"Ada yang bilang, kalau cewek sama cowok lihat sunset di Kuta, they will live happily ever after." - halaman 152
"Masa-masa SMA itu penting. Dengan siapa kamu bergaul juga penting." - halaman 200
"lebih baik kita nggak usah berteman sampai kamu mutusin yang sebenarnya kamu mau." - halaman 208

RATING : 4 dari 5 Bintang

Btw, terimakasih kak Astrid ^^ buku YARN ini adalah salah satu hadiah Giveaway yang diadakan kak Astrid di Wishful Wednesday tempo hari :D udah selesai baca Rust in Pieces, penasaran mau baca Happily Ever Afternya Winna Efendi tapi nanti aja deh *seketika ingat kalau besok ulangan* Hihi

=Fikriah Azhari, 29 April 2015=

Tidak ada komentar:

Posting Komentar