Pages

Jumat, 10 Maret 2017

[Review] The Girl on Paper by Guillaume Musso


Judul : The Girl on Paper
Penulis : Guillaume Musso
Penerbit : Spring
Terbit : September 2016
Tebal : 448 halaman
Harga : Rp85.000

Blurb:
Gadis itu terjatuh dari dalam buku. 
Hanya beberapa bulan yang lalu, Tom Boyd adalah seorang penulis miliarder yang tinggal di Los Angeles dan jatuh cinta pada seorang pianis ternama bernama Aurore. Namun, setelah putusnya hubungan mereka yang terekspos secara publik, Tom menutup dirinya, menderita writer's block parah, dan tenggelam dalam alkohol dan obat terlarang. 
Suatu malam, seorang gadis asing yang cantik muncul di teras rumah Tom. Dia mengaku sebagai Billie, karakter dalam novelnya, yang terjatuh ke dunia nyata karena kesalahan cetak dalam buku terakhir Tom. 
Meskipun cerita itu gila, Tom harus percaya bahwa gadis itu benar-benar Billie. Akhirnya mereka membuat perjanjian. Jika Tom mau menulis novel agar Billie bisa kembali ke dunianya, Billie akan membantu Tom untuk mendapatkan Aurore kembali. 
Tidak ada ruginya, kan? Iya, kan?


"Kau benar-benar ingin aku mengatakannya? Kalau dia benar-benar cinta dalam hidupmu, dia seharusnya berada di sini, hari ini, bersamamu, berusaha mencegahmu agar tidak menghancurkan diri sendiri." - halaman 33.



Tom Boyd yang awalnya tidak terlalu dikenal khalayak, kemudian menjadi wajah baru karena kesuksesan novelnya, yaitu trilogi La Campagnnnie des Anges, yang di mana membuat pembaca sangat antusias unyuk buku ketiganya, kesuksesan ini pula yang membuatnya memiliki para pembaca setia dengan surel-surelnya yang selalu berdatangan. Hal tersebut tentunya berdampak pada diri Tom yang akhirnya ramai diberitakan, hingga banyaknya wartawan yang ingin mengupas kehidupan pribadinya, yang selama ini ia tutup sebisa mungkin. Belum lagi, kedekatannya dengan Aurore, seorang pianis berbakat yang mengundang perhatian banyak orang semakin menjadikannya perbincangan hangat beberapa waktu ini.



"Aku terjatuh dari sebuah baris, di tengah kalimat yang belum selesai." - Billie Donelly.


Semuanya terasa sempurna. Hingga hidup Tom berada di awal kekacauan saat hubungannya dengan Aurore berakhir, ia menjadi sering mabuk-mabukan, tergantung pada obat penenang, dan mengurung diri dari jangkauan luar. Hal-hal itu membuat Tom lantas kehilangan semangatnya menulis buku terakhir dari triloginya. Semuanya terasa semakin kompleks saat muncul seorang gadis yang mengaku-ngaku sebagai Billie Donelly. Bagaimana tidak? Apakah gadis itu gila? Bagaimana bisa ia mengaku-ngaku sebagai Billie yang tak lain adalah tokoh utama dalam trilogi yang melambungkan namanya saat ini? Tom tentu tidak segila itu untuk meyakini pernyataan gadis yang tiba-tiba berada di rumahnya itu.


Dan Tom langsung menebak bahwa gadis itu adalah maniak yang terobsesi dibalas cinta-nya oleh penulis yang dikaguminya. Tapi, keyakinan tersebut berangsur-angsur luntur saat ia menanyakan berbagai hal tentang Billie yang hanya dirinyalah sebagai penulis yang tahu dan tentu saja Billie si tokoh fiksi itu sendiri, hal-hal yang tidak Tom beberkan kepada pembaca. Dan terjadilah sebuah kesepakatan antara dirinya dan Billie, yaitu sebuah perjalanan ke Meksiko di mana Billie akan membantu Tom mendapatkan Aurore kembali, dan sebagai balasannya, Tom akan mulai menulis buku ketiga trilogi La Campagnnnie des Anges agar Billie bisa kembali ke dalam buku.



"Dunia fiksi begitu membosankan? Sepanjang hidupku, aku justru mendengar sebaliknya! Kebanyakan orang membaca novel untuk melarikan diri sejenak dari kenyataan." - halaman 182


Namun, siapa sangka perjalanan ke Meksiko ini berujung ke perjuangan Milo dan Carole untuk menemukan satu eksemplar terakhir volume kedua dari trilogi karya Tom yang memiliki kesalahan cetak, juga disertai Tom yang mengalahkan writer's block-nya sendiri demi bisa  kembali menulis. Semua itu mereka lakukan untuk satu hal, untuk menyelamatkan Billie. Karena hidup Billie tergantung pada sebuah buku.

***

Ini pertama kalinya aku membaca novel terjemahan Prancis dan memang sudah menarik perhatianku sejak Penerbit Spring mengumumkan bahwa mereka akan menerjemahkan buku ini yang memang sudah lama ada di wishlistku.

Tema yang diangkat sangat menarik buatku, seorang tokoh fiksi yang keluar dari buku karena suatu kesalahan dan mengeluarkan keluh kesahnya kepada sang penulis. Kalau untuk dibayangkan, pasti rasanya senang sekali bisa ketemu tokoh yang kita buat dan disukai oleh para pembaca, nah tapi kalau tokoh itu seriusan keluar dari buku dan ngedatengin kita yang adalah penulisnya, itu tentunya perkara lain lagi. Kalau aku, pasti langsung merinding! Gimana pula caranya mereka yang fiksi, bisa muncul gitu aja di hadapanku? Ini sih fantasi, tapi malah jadi horor kalau aku yang ngalamin xD

Nah, itu pula yang dialami Tom Boyd di sini, dia nggak percaya dong sama yang ngaku-ngaku adalah Billie yang keluar dari buku-nya karena kesalahan cetak. Tapi, setelah ditanyakan beberapa pertanyaan yang sangat akurat dapat membuktikan keaslian diri Billie ini, Tom mau tak mau harus percaya. Cerita mulai seru saat perjalanan ke Meksiko dilakukan oleh keduanya, dan lagi-lagi Billie membuktikan bahwa dia betul-betul Billie yang sebenarnya. Aku kaget parah saat Billie muntah tinta! 

Yang kusuka adalah, bahwa faktanya, Tom sebagai penulis, rela menulis banyaknya halaman yang hanya mendeskripsikan tokoh-tokoh novelnya agar lebih dapat mengenali mereka. 

Gimana pengorbanan mereka dalam perjalanan ini hingga sampai ke tujuan, interaksi mereka, kepedulian satu sama lain, ugh komplit deh. Sampai akhirnya Tom menyadari bahwa Aurore tidak lagi sepantas itu untuk diperjuangkan dan lebih memilih untuk menyelamatkan Billie.

Karakter Milo dan Carole yang selalu ada untuk Tom juga mengambil peran penting di kisah ini, rela ngelakuin perjalanan panjang untuk menemukan satu-satunya buku terakhir. Aku paling suka bagian book crossing-nya! Bukunya sampai betul-betul keliling dunia gitu, sebelumnya aku sering lihat Emma Watson dan Sam Claflin yang mengabarkan melalui Instagram mereka masing-masing, bahwa ada sebuah buku yang telah ditinggalkannya di suatu tempat dan menanti untuk ditemukan.

Dan perjalanan ini ternyata berdampak pada semakin eratnya hubungan Tom, Carole, dan Milo. Bagaimana mereka saling mengerti, menunjukkan rasa peduli, mengingat kembali masa lalu, dan membuka rahasia penting. Menurutku hubungan ketiganya adalah nilai tambahan untuk buku ini.

Overall, The Girl on Paper betul-betul komplit deh. Gimana Tom akhirnya menyadari apa yang betul-betul ia inginkan, Milo dan Carole yang menunjukkan kesetiaan mereka sebagai sahabat, dan Billie yang menjadi penyebab utama Tom mendapatkan dirinya kembali untuk lanjut menulis.

Dan endingnya... WHAT THE... UGH. ITU PLOT TWSITNYA ASTAGA. Sebenarnya cuma mau ngasih 3,5 bintang karena sempat merasakan kebosanan dan masalahnya yang makin runyem di pertengahan, tapi karena dua kali terkejut dengan plot twistnya, langsung kunaikkan jadi 4,2 bintang! Aku mau maki-maki orang rasanya habis baca buku ini.

1 komentar:

  1. Saya suka sekali buku ini sebab buku ini banyak ngajarin banyak hal. Di awal buku kita diajarin bikin review buku ala koran, terus kita juga diberikan pengetahuan bagaimana proses menulis novel dan masih banyak lagi lainnya mengenai dunia buku. Yang membuat saya kagum, ada ya penulis yang menuliskan karakter tokohnya hingga berhalaman-halaman demi mendapatkan tokoh dng karakter bulat. Pokoknya buku ini keren! :)

    BalasHapus