Berada di hari terakhir di tahun 2019, sekaligus menjadi hari terakhir di dekade ini, banyak yang membuat wrap up post. Aku mau buat wrap up post buku yang dibaca tahun ini, tapi akunya juga lupa udah baca apa aja. Kebanyakan reread sih, soalnya kalau lagi penat dan butuh refreshing lewat bacaan, akunya prefer untuk baca sesuatu yang sudah kuyakini akan menghiburku, yaitu larinya ke buku yang udah kutahu jalan ceritanya gimana wahaha. Mana kalau reread gitu nggak kuinput ke Goodreads pula, jadinya zero total deh data reading challenge-ku tahun ini.
Sekitar dua tahun terakhir, diiringi dengan kesibukanku di real life yang berhubungan dengan pendidikan, minat bacaku untuk bacaan fiksi seperti novel pun menurun, disertai dengan menurunnya pula minat jajan buku (yang sepertinya harus aku syukuri, setidaknya tidak menambah peluang bertambahnya timbunanku...). Aku juga tidak aktif di Bookstagram sehingga info mengenai buku terbaru kulewatkan begitu saja karena sejujurnya di sanalah sumber informasiku jika ingin membeli buku. Kalau ke Gramedia pun cuma keliling-keliling aja sekadar lihat-lihat buku dari penulis yang kukenal, ataupun seri yang kuketahui sedang on going dan terbit lagi bukunya.
Maka, book haul tahun ini hanyalah 8 buku. Apa-apa saja bukunya? Mari kita lihat.
1. The Snow Queen and Other Tales by Hans Christian Andersen
Aku beli ini waktu nonton Dilan 1991 bareng temanku. Memang dari dulu punya niat ngoleksi seri English Classics-nya Gramedia Pustaka Utama sih. Makanya, sempat ada masa di mana kalau ke toko buku punya target bawa pulang satu buku dari seri ini, hitung-hitung nyicil. Tapi ternyata tidak terealisasikan dengan baik. Meskipun begitu, aku tetap punya minat untuk mengoleksi seri ini, sekalian mengasah bahasa inggris ku juga. Tapi, sampai sekarang aku bahkan belum nyentuh ini buku wahaha, jadi timbunan dianya...
2. Beauty and The Beast by Jeanne-Marie Leprince de Beaumont - Kodokawa Books x Seventeen edition
Ini... adalah suatu kekhilafan. Benar-benar aslian khilaf terkhilaf di 2019. Aku order Beauty and The Beast kolaborasinya Kodokawa Books x Seventeen dalam rangka comeback Jepang-nya Seventeen yang Happy Ending di salah satu mutual twitterku yang open order. Itu artinya isi bukunya Bahasa Jepang, di mana aku benar-benar zero total pengetahuan dalam membaca kanji. Paling dalam Jejepangan aku cuma paham ohayou konnichiwa minna san watashi wa Kiki desu arigatou gozaimasu. Jadi, nggak tahu kapan bisa baca ini buku, karena untuk sekarang aku belum punya planning mempelajari bahasa Jepang lebih dalam. Aku betul-betul dibutakan oleh Mas ganteng yang ada di cover :") Duh Shuaaaaaaa.
Sekalian numpang promosi, silakan dinonton, MV Seventeen - Happy Ending. Ini sebenarnya mereka juga sempat rilis versi Korea-nya tapi sampai sekarang kalau dengar versi Korea-nya pun, tetap aja nyanyi pakai lirik bahasa Jepang soalnya udah terbiasa, duh kehidupan fangirling...
3. Peter Pan by J.M Barrie
Satu lagi English Classics dari Gramedia Pustaka Utama. Kalau yang ini, dikasih sama salah satu kakak sebagai hadiah masuk PTN hehehe. Aku udah lama naksir ini, nyari ke Gramedia yang paling dekat sama rumah, stocknya kosong terus. Mungkin karena ini salah satu English Classics yang terbitnya awal-awal jadi udah jarang stocknya di toko buku, apalagi aku di luar Jawa. Aku ingat sempat baca salah satu cerita di Wattpad yang tokohnya pdkt sambil bahas buku ini wahahaaa langsung kumasukin ke wishlist.
4. Cigarette Girl by Ratih Kumala
Nah, Cigarette Girl ini datang bareng Peter Pan, dari kakak yang sama. Aku sudah lama mau baca karya Ratih Kumala, sekarang dikasih kesempatan baca karyanya. Ini versi bahasa Inggrisnya, semoga aku nggak kesulitan dalam membaca soalnya Bahasa Inggris ku masih dasar-dasar aja, masih belajar dengan menggunakan media novel bahasa inggris seperti ini.
5. Crazy Rich Asians by Kevin Kwan
Nah, sekarang sudah masuk ke daftar jajanan hasil Big Bad Wolf di Makassar. Crazy Rich Asians! Aku mungkin termaksud telat karena waktu beli buku ini, aku bahkan belum nonton filmnya. Padahal, filmnya waktu itu happening banget. Waktu BBW, ini salah satu buku yang dengan cepat kunotice kehadirannya. Mumpung harganya miring, sekaligus ada tambahan diskon lagi 20% karena memperlihatkan kartu tanda mahasiswa, maka aku memutuskan untuk jajan ini.
Habis ujian semester, aku akhirnya nyempetin nonton filmnya dan HUAAAAAA LANGSUNG SUKAAAAA. Filmnya bagus banget, dari cast, cinematography, semuanya bikin cintaaaa. Nich betul-betul membuatku berpikir: "how. to. be. Rachel. Chu.". Setela itu, aku mulai baca novelnya dan baru sekitar seperempat bagian, aku langsung menyadari perbedaan yang cukup besar antara novel dan filmnya. Tapi, aku tidak dapat memilih kalau ditanya lebih suka yang mana. Namun yang jelas, yang lebih menonjolkan sisi "Asians" tentu saja novelnyaa, mulai dari budaya maupun pendalaman karakter tokoh-tokohnya. Aku sekarang lagj proses nulis reviewnya, semoga bisa segera tayang di blog.
6. The Seventh Day by Yu Hua
Ini udah cukup lama ada di wishlist-ku. Terima kasih kepada Jeon Wonwoo, karena kebucinan ini, aku jadi penasaran sama buku yang dia sebutkan di salah satu VLive-nya, bareng Me Before You karya Jojo Moyes. Wonwoo ini memang terkenal gemar baca sih, aku juga mantau judul-judul buku yang pernah dia sebutin, kusimpan di note hp, siapa tahu besok-besok lagi jalan di toko buku dan nemu bukunya.
The Seventh Day ini belum ada terjemahan Bahasa Indonesianya. Aku udah sempat searching makanya ngenalin cover english editionnya, yang waktu itu sempat kucari juga di Periplus tapi nggak nemu. Mataku yang menangkap kehadirannya di tumpukan buku BBW pun tidak akan melewatkan kesempatan untuk memilikinya.
Pada salah satu kesempatan, Wonwoo ngedonasiin buku ini beserta salah satu bajunya dia, dana yang didapatkan dari situ, kalau nggak salah bakal dialokasikan buat kucing-kucing.
Oh iya, buat kalian yang penasaran, ini sinopsisnya yang kuambil dari Goodreads:
From the acclaimed author of Brothers and To Live: a major new novel that limns the joys and sorrows of life in contemporary China. Yang Fei was born on a moving train. Lost by his mother, adopted by a young switchman, raised with simplicity and love, he is utterly unprepared for the tempestuous changes that await him and his country. As a young man, he searches for a place to belong in a nation that is ceaselessly reinventing itself, but he remains on the edges of society. At age forty-one, he meets an accidental and unceremonious death. Lacking the money for a burial plot, he must roam the afterworld aimlessly, without rest. Over the course of seven days, he encounters the souls of the people he’s lost. As Yang Fei retraces the path of his life, we meet an extraordinary cast of characters: his adoptive father, his beautiful ex-wife, his neighbors who perished in the demolition of their homes. Traveling on, he sees that the afterworld encompasses all the casualties of today’s China—the organ sellers, the young suicides, the innocent convicts—as well as the hope for a better life to come. Yang Fei’s passage maps the contours of this vast nation—its absurdities, its sorrows, and its soul. Vivid, urgent, and panoramic, The Seventh Day affirms Yu Hua’s place as the standard-bearer of modern Chinese fiction.
7. Go Set A Watchman by Harper Lee
Aku yakin banyak dari kalian yang sudah sering mendengar Harper Lee, To Kill a Mockingbird, atau bahkan Go Set a Watchman. Aku pun begitu. Nama Harper Lee bukanlah lagi nama yang asing buatku. Namun sayangnya, aku sampai sekarang belum pernah membaca To Kill a Mockingbird. Nemu buku ini juga di BBW, diskon jadi tinggal Rp25.000, makanya kuputuskan untuk membawanya pulang, disimpan dulu selagi mencari To Kill a Mockingbird dengan harga miring, soalnya aku udah jarang nemu itu buku di toko buku.
8. Terra by Michael Novacek
Nah kalau yang ini, di luar fiksi, aku memang tertarik terhadap bacaan yang berkaitan dengan dinosaurus, kekayaan alam, dan juga antariksa. Sekitar November lalu, diadakan Wallacea Week 2019 yang kebetulan lokasinya di salah satu gedung di kampus tempatku sekarang. Pada kegiatan itu dibahas mengenai Alfred Russel Wallace, orang yang berperan besar dalam menyadari kawasan wallacea atau yang kita kenal dengan zona peralihan, beserta hadir beberapa pembicara yang punya ceritanya masing-masing dalam peduli akan sekitar.
Aku niatnya nyari buku The Malay Archipelago yang ditulis Alfred Russel Wallace ini di BBW, tapi nggak nemu. Aku juga sempat searching, ternyata udah ada terjemahan Bahasa Indonesianya, beberapa minggu lalu juga sempat ke Gramed, nyari di mesin pencariannya, stocknya kosong tapi sempat lihat harganya dan wow juga ya nominalnya.
Akhirnya di BBW bawa pulang Terra. Bahasa yang dipakai nggak mudah, bukan bacaan ringan sih, tapi mungkin suatu hari nanti akan ada saatnya aku bisa membacanya dengan mudah wahaha.
***
Jadi kiranya itulah book haul ku di 2019 ini. Mari kita bersama-sama babat timbunan di 2020 :")
p.s: udah lama nggak nulis sepanjang ini di blog, kangen juga lama-lama di depan laptop bukan buat kerja laporan maupun nonton film xD
selamat menempuh hidup baru.
BalasHapusSelamat menempuh hidup dan juga semangat baru, Alya! ^^
Hapusselamat menempuh hidup baru.
BalasHapusMantap ih bisa puasa beli buku dan setahun hanya beli sedikit banget. Saya mah masih nimbun banyak padahal bacanya jarang banget. Setahun ini saja saya cuma bisa baca 10 buku saja.
BalasHapusTahun 2020 ini hayu lebih banyak baca dan lebih banyak ngeblog lagi. Biar blogger buku kembali aktif.
Iya hahaha puasa jajan buku, budgetnya lari ke jajan yang lain-lain xD soalnya kalau ke toko buku juga jadinya malah ingat timbunan di rumah.
HapusSiap! Resolusi tahun ini adalah lebih banyak baca, review, dan nulis postingan di blog