Pages

Selasa, 29 Desember 2015

[Review] Replay by Seplia


Judul : Replay
Penulis : Seplia
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Terbit : November 2015
Tebal : 216 halaman
Harga : Rp50.000
ISBN : 978-602-03-2319-09
Bisa dibeli di : Bukupedia (Rp50.000)


Blurb:
Nada pernah berjanji tidak akan membiarkan orang lain bunuh diri. Tapi sejak mengenal Audy, ia kehabisan akal dalam menepati janji tersebut. Audy, gadis yang berulang kali mencoba bunuh diri itu, begitu penuh kejutan. 
Ujian tari membuat Nada terpaksa meminta bantuan Nino, pacar Audy, untuk mengiringi komposisi tariannya. Ia tidak memahami perasaan hangat yang timbul setiap melihat pemuda itu bernyanyi sambil memainkan jemari di tuts piano.  
Nada tidak menyadari bahwa secara perlahan kehadirannya mengganggu hubungan Nino dan Audy. Perlahan, Nada menjadi orang yang ia benci. Seperti wanita yang merebut ayahnya dan membuat ibunya bunuh diri. 
Dapatkah Nada menepati janji?
Sumber gambar : weheartit.com
 “Ia merasa senyum terangkat dari hidupnya. Hanya tersisa tangis. Luka. Sesal.” - halaman 42

Keretakan hubungan terjadi antara Nada dan Ayahnya setelah kepergian sang Ibu akibat bunuh diri. Ibunya memutuskan untuk mengakhiri hidupnya dengan cara tersebut setelah mengetahui bahwa suaminya, Ayah Nada yang telah membangun keluarga bersamanya selama kurang lebih dua puluh tahun telah melakukan hal terlarang dengan Diana, yang tak lain adalah sekretarisnya sendiri. 

Nada yang cukup terpukul akan hal itu, juga rasa penyesalan yang timbul sebab tak sempat mencegah Ibunya melakukan tindakan tersebut memutuskan untuk pindah ke sebuah Apartemen dan menjadi dirinya 'buronan' sang Ayah. Tetapi, Ayahnya berhasil menemukan tempat persembunyiannya, kunjungan dari sang Ayah selalu mendapatkan penolakan, bahkan Ayahnya tak dipersilahkan untuk masuk ke dalam apartemennya. Sebesar itukah rasa kecewa Nada sehingga bahkan untuk memberikan Ayahnya kesempatan kedua pun ia tak bisa?

Tak cukup dengan kedatangan sang Ayah, ternyata tetangga sebelah apartemen Nada juga menjadi salah satu masalah yang cukup mengganggu. Sebelumnya, Nada memang sudah mendapatkan peringatan dari tetangganya yang lain, bahwa Audy si tatangga sebelah apartemen yang ternyata juga satu kampus dengannya sering melakukan percobaan bunuh diri! Oh tidak, jangan lagi dua kata itu. Mendengar 'Bunuh diri' saja bisa membuat Nada meneteskan air mata.

Malam harinya, Nada terbangun karena suara keributan dari kamar sebelah. Celah di pintu apartemen Audy memberikan kesempatan Nada untuk masuk, menyaksikan apa yang sebenarnya terjadi. Tubuhnya membeku, saat ia menyaksikan secara langsung percobaan bunuh diri yang dilakukan Audy dengan pisau di tangannya. Lalu beberapa saat kemudian ia kembali sadar, langsung mencoba menggagalkan aksi Audy, sebab Nada telah berjanji pada dirinya sendiri, bahwa ia tak akan lagi membiarkan orang lain bunuh diri. Cukup Ibunya saja.


Sumber gambar : coratcoretnyaella.wordpress.com
“Aku tahu, cinta memang egois. Tidak mau berbagi pada siapa pun atau apa pun.” – halaman 100 

Setelah mendapatkan penyebab dari percobaan bunuh diri Audy, Nada pun sulit untuk mempercayainya. Bagaimana tidak? Ia mencoba untuk mengakhiri hidupnya karena cemburu akan Nino pacar Nadadekat dengan gadis lain, lagipula kedekatan itu diakibatkan karena tugas kuliah, astaga ini lucu sekali, pikir Nada. 


Sumber gambar: www.yuniarwijananto.com
“Kedekatan bisa saja terjalin ketika dua orang yang terluka saling menambal sulam untuk menutup luka masing-masing.” –  halaman 88

Kejadian tersebut membuat Nada berkenalan dengan Nino yang ternyata berkuliah di kampus yang sama dengannya dan tergabung dalam Band Nightfall, Nino adalah anak seni musik, sedangkan Nada ada di seni tari. Awalnya, mereka tak dekat, hingga sebuah ujian tari membuat Nada meminta bantuan pada Nino untuk mengiringi komposisi tarinya dengan piano. Audy yang mengetahui kedekatan pacarnya dengan Nada, lagi lagi tak terima. Audy bahkan menyebut-nyebut Nada sebagai orang ketiga dan rasa kebencian pun timbul. Lalu secara perlahan, kehadiran Nada mengganggu hubungan Nino dan Audy, layaknya wanita yang merebut ayahnya dan membuat ibunya bunuh diri. 

Tindakan bunuh diri pun lagi-lagi dilakukanAudy. Nada pun berpikir, kenapa dengan Audy? Kenapa sampai gadis itu takut sekali jika pacarnya dekat dengan gadis lain? Lalu kenapa juga Nino masih saja setia menjadi pacar Nada yang kekanak-kanakan seperti ini? Apa yang sesungguhnya terjadi antara pasangan ini?
Sumber : favim.com
“Jangan pesimis akan cinta, Nada. Untuk mendapatkan cinta yang bertahan sampai akhir hayat itu tidak datang dengan sendirinya, melainkan diciptakan bersama.” – halaman 204

***

Merupakan debut pertama penulis dalam ajang Gramedia Writing Project, ini bisa dikatakan sebagai awal yang bagus. Bisa dilihat dari blurb di belakang buku, Cerita yang disajikan cukup menjanjikan, tentang sebuah janji dan ketidak sadaran telah melakukan suatu hal yang mengganggu orang lain. Ketertarikan saya dengan buku ini juga tak lepas dari covernya, simple namun cantik. Ke depannya setelah selesai membaca buku ini, saya mengetahui apa makna dari cover tersebut, menggambarkan dua tokoh utama dalam cerita ini.

Dari awal, saya sudah menebak apa sebenarnya yang terjadi antara Audy dan Nino, dan saat semuanya terbongkar, ternyata tebakan saya benar tentang hal yang membuat Audy sangat tak ingin melihat Nino dekat dengan orang lain. Cukup wajar rasanya, sehingga saya dibuat bingung, saya yang awalnya sangat jengkel dengan sifat Audy, setelah mengetahui yang sebenarnya terjadi, muncul rasa pengertian untuk Audy, rasanya ingin memberikannya sebuah pelukan. Namun, tetap saja rasanya Audy sedikit kekanak-kanakan dan bersifat labil. 

Untuk karakter para tokoh, saya suka pada karakter ayah Nada, orangnya kocak, bisa dikatakan sebagai ayah gaul, memang cocok sih jika mengingat dia adalah pemilik Klausa Musik. Dan, untuk Nada, Audy, dan Nino mereka punya kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Saya selalu suka jika menemukan tokoh yang tak terlalu 'w.aw.' karena jika ada tokoh yang terlalu sempurna, rasanya malah tragis sekali karena pasti akan susah ditemukan di dunia nyata. Namun, sepertinya sosok seperti Nino juga sudah sulit ditemukan.

Bagaimana penulis menutup kisah ini sudah bagus. Namun, saya masih penasaran dengan Audy, saya kurang suka dengan bagaiamana tokoh ini disingkirkan, apakah tak ada cara lain selain 'hal itu?'

Dari cerita ini, kita mendapatkan beberapa hal, salah satunya adalah Be Careful What You Wish For, hati-hati dengan apa yang kau harapkan, sebab sebuah perkataan adalah doa, walaupun kau tak sungguh-sungguh mengatakannya, tapi doa tersebut sudah didengar oleh Tuhan, maka tunggulah doamu akan terjawabkan. 

Selain itu, di cerita ini kita juga dibuat 'menempatkan diri kita sebagai orang lain' sebelum menyalahkan seseorang. Tempatkanlah diri kita sebagai orang tersebut, bagaimana jika itu terjadi pada diri kita? Pantaskah mendapat keadilan? Apakah kesalahan sepenuhnya ada pada diri kita? Sebenarnya, tak penting apakah kita sepenuhnya salah atau tidak, karena semua itu tergantung dari bagaimana seseorang menilai kita. Bagaimana? Adil atau tidak? Tidak, kan?

Jadi, setelah membaca Replay, sepertinya karya selanjutnya dari Seplia patut untuk dimasukkan ke dalam daftar bacaan saya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar