Judul : Last Journey
Penulis : Kezia Evi Wiadji
Penerbit : Grasindo
Terbit : Cetakan pertama, November 2015
Tebal : 120 halaman
ISBN : 978-602-375-265-2
Harga :
Jika sehari terdiri dari 24 jam atau 1.440 menit atau 86.400 detik. Setidaknya, aku telah bernapas di muka bumi ini selama 528 jam atau 31.680 menit atau 1.900.800 detik.
Luar biasa bukan?
Namun, pertanyaan yang muncul di benakku sejak satu bulan yang lalu adalah: berapa lama lagi jam biologisku akan berdetak mengikuti detik jam yang ada?
By the way, namaku Erika Natalia. Aku mahasiswi tingkat akhir Jurusan Hubungan Internasional di Universitas Indonesia. Aku penderita leukimia kronis. Bisa jadi, Korea Selatan adalah perjalanan terakhirku!
Sumber : |
"Bisa jadi, karena bagi
sebagian besar orang, detik di jarum jam adalah pengendali hidup." -
halaman 6
Sejak sebulan yang lalu, Erika sering bertanya pada dirinya sendiri, "Apa yang salah dengan hidupku? Apakah pola makanku? Pergaulanku? Atau hubunganku dengan Tuhan?" namun Erika rasa, semua itu sudah ia lalui dengan baik dan berada pada jalur yang semestinya. Lalu, sebenarnya apa penyebab ia bisa divonis sebagai penderita Leukima kronis?! Ia punjuga bertanya, mengapa Tuhan memilih dirinya untuk mendapatkan penyakit ini? Mengapa bukan orang lain saja?
Selama sebulan ini, Erika tak tertarik pada apa pun, kecuali merenung. Maka, untuk sedikit menenangkan diri dari ingatannya tentang penyakit tersebut dan karena sebulan ini sudah muak karena hidup dalam lingkaran belas kasihan, Erika pun memutuskan untuk ikut dalam perjalanan ke Korea Selatan yang diadakan oleh Korea JOY Tour & Travel selama 8 hari. Siapa yang bisa menebak sisah waktu yang dimiliki Erika? Mungkin saja, ini akan menjadi perjalanan terakhirnya.
Di Bandara, dua jam sebelum keberangkatan, Erika dikagetkan dengan kedatangan seorang pria tak dikenal yang menanyakan kursi di sebelah Erika yang kosong, berniat untuk menempati kursi tersebut. Pria itu pun duduk di kursi tersebut, Erika merasa terganggu dengan kehadiran pria itu, lengannya terus saja disenggol, ternyata pria itu mengajaknya berkenalan. Setelah kekesalan yang Erika rasakan sudah memuncak, ia pun terpaksa berkenalan dengan pria yang kemudian diketahuinya bernama Theo. Lalu ternyata, Theo berada dalam satu rombongan tur yang sama dengan Erika.
Jadi, apakah perjalanan Erika kali ini benar-benar akan menjadi perjalanan terakhirnya? Lalu, apakah di sana ia bisa mendapatkan jawaban dari berbagai pertanyaannya? Selengkapnya, bisa ditemukan di Last Journey karya Kezia Evi W.
***
Karya terbaru dari Kezia Evi W ini diikutkan dalam ajang PSA3 yang diadakan oleh Penerbit Grasindo. Mengikuti tema dari PSA3, buku ini berlatarkan Korea Selatan yang sudah tak asing bagi kita, baik itu musiknya, dramanya, makanannya, budayanya, dan juga keindahan alamnya. Buku ini sendiri berbentuk semacam jurnal, unik, sayangnya tipis, cuma 120 halaman.
Dengan sudut pandang orang pertama oleh Erika, kita serasa diajak olehnya untuk ikut menyaksikan keindahan alam Korea Selatan dengan hamparan saljunya. Kita juga bisa mengetahui bagaimana kondisi emosional Erika, termasuk saat memikirkan tentang penyakitnya.
Untuk tokoh, aduh ini Theo tingkahnya bikin naksir. Pas pertama baca 'Theo', aku langsung ingat Theo James yang cakep banget, duh abang Four *korban Divergent*. Oke, kembali ke Theo dalam buku. Jadi, Theo ini di awal bikin jengkel sih, idih sok kenal banget pikirku, tingkahnya seakan udah kenal lama sama Erika. Theo sendiri digambarkan sebagai sosok dengan wajah bersih, hidung mancung, dan alis yang tebal dan hampir menyambung. Pssttt, Theo ini ternyata termasuk kriteria pria idaman Erika lho.
Selain itu juga ada tokoh lain, ada Linda dan Herman yang merupakan pengantin baru, juga Anita teman sekamar Erika. Untuk Erika sendiri, cukup terasa perkembangannya dari awal sampai akhir.
Untuk alur, di buku ini cukup cepat menurutku, sedikit bingung mengapa Erika dan Theo bisa cepat sekali menjadi dekat? Meskipun ada beberapa step by step yang ditampilkan yang memacu kedekatan mereka, tapi tetap saja menurutku ini terlalu cepat. Walaupun alurnya cukup cepat, saya mendapat banyak hal yang bisa menjadi pelajaran tersendiri. Selain itu, berbagai kutipan pun bertebaran di buku ini.
Untuk cover, hihi waktu lihat covernya pertama kali, aku langsung tertuju pada Pororo yang ada di koper Erika! Itu ngapain ada Pororo di situ >,< ? Tapi lucu sih gambar Pororonya, apalagi si Pororo lagi kedip mata.
Di Bandara, dua jam sebelum keberangkatan, Erika dikagetkan dengan kedatangan seorang pria tak dikenal yang menanyakan kursi di sebelah Erika yang kosong, berniat untuk menempati kursi tersebut. Pria itu pun duduk di kursi tersebut, Erika merasa terganggu dengan kehadiran pria itu, lengannya terus saja disenggol, ternyata pria itu mengajaknya berkenalan. Setelah kekesalan yang Erika rasakan sudah memuncak, ia pun terpaksa berkenalan dengan pria yang kemudian diketahuinya bernama Theo. Lalu ternyata, Theo berada dalam satu rombongan tur yang sama dengan Erika.
Jadi, apakah perjalanan Erika kali ini benar-benar akan menjadi perjalanan terakhirnya? Lalu, apakah di sana ia bisa mendapatkan jawaban dari berbagai pertanyaannya? Selengkapnya, bisa ditemukan di Last Journey karya Kezia Evi W.
"Sebenarnya, orang-orang
percaya apa yang ingin mereka percayai.” - halaman 36
***
"Karena aku ingin
mempergunakan sisa hidupku ini untuk melakukan yang terbaik. Meminta maaf –salah
satunya. Juga mengampuni.” - halaman 71
Karya terbaru dari Kezia Evi W ini diikutkan dalam ajang PSA3 yang diadakan oleh Penerbit Grasindo. Mengikuti tema dari PSA3, buku ini berlatarkan Korea Selatan yang sudah tak asing bagi kita, baik itu musiknya, dramanya, makanannya, budayanya, dan juga keindahan alamnya. Buku ini sendiri berbentuk semacam jurnal, unik, sayangnya tipis, cuma 120 halaman.
"Kurasa, mulai sekarang, aku
harus sering bermimpi indah” - halaman 43
Untuk tokoh, aduh ini Theo tingkahnya bikin naksir. Pas pertama baca 'Theo', aku langsung ingat Theo James yang cakep banget, duh abang Four *korban Divergent*. Oke, kembali ke Theo dalam buku. Jadi, Theo ini di awal bikin jengkel sih, idih sok kenal banget pikirku, tingkahnya seakan udah kenal lama sama Erika. Theo sendiri digambarkan sebagai sosok dengan wajah bersih, hidung mancung, dan alis yang tebal dan hampir menyambung. Pssttt, Theo ini ternyata termasuk kriteria pria idaman Erika lho.
Selain itu juga ada tokoh lain, ada Linda dan Herman yang merupakan pengantin baru, juga Anita teman sekamar Erika. Untuk Erika sendiri, cukup terasa perkembangannya dari awal sampai akhir.
Untuk alur, di buku ini cukup cepat menurutku, sedikit bingung mengapa Erika dan Theo bisa cepat sekali menjadi dekat? Meskipun ada beberapa step by step yang ditampilkan yang memacu kedekatan mereka, tapi tetap saja menurutku ini terlalu cepat. Walaupun alurnya cukup cepat, saya mendapat banyak hal yang bisa menjadi pelajaran tersendiri. Selain itu, berbagai kutipan pun bertebaran di buku ini.
Untuk cover, hihi waktu lihat covernya pertama kali, aku langsung tertuju pada Pororo yang ada di koper Erika! Itu ngapain ada Pororo di situ >,< ? Tapi lucu sih gambar Pororonya, apalagi si Pororo lagi kedip mata.
"Bagaimana kalau semua yang
kamu sukai hilang sedikit demi sedikit, bahkan dalam sekejap?” - halaman 109
"Kita melihat seseorang dan
rasa suka itu datang dengan sendirinya. Tiba-tiba. Bahkan mengagetkan. Sesederhana itu.” - halaman 97
Last Journey dibawakan dengan ringan dan menenangkan hati, tentang setetes harapan yang bahkan sulit untuk dipercayai kehadirannya.
3.5 bintang dari 5 untuk Last Journey :)
3.5 bintang dari 5 untuk Last Journey :)
Novel ini termasuk kategori Sick-Lit?
BalasHapusAku menyukai novel yang berakhir sad ending. Dan kebanyakan novel Sick-Lit itu sad ending. Aku penasaran bagaimana cara Erika Natalia menghadapi penyakitnya.
First wish list in 2016. Omg! :'D
BalasHapusIni termasuk kategori Sick-Lit? Awalnya aku kira pas ngeliat covernya ini bercerita tentang cewek yang mau di kawin paksa terus sebelum nikah dia mau travelling dulu:3 tapi covernya cantik banget^^
BalasHapusIni kayaknya tentang keputusasaan gitu ya?
BalasHapusSuka tema" kayak gitu. Pasti ada beberapa pesan moral yg bagus >_< apalagi kata-kata ini bikin penasaran: Bisa jadi, Korea Selatan adalah perjalanan terakhirku!
Kenapa memakai tanda seru ya?
This is the one. Menggambarkan bahwa sakit bukan berarti tidak bisa bersenang-senang. Journey di Korea pula, walau baru sebatas baca review tapi mustahil kalau ini tidak manis. Dan yah, novel Korea tidak harus mengambil tokoh orang Korea pula. Saya suka point itu.
BalasHapusSelalu suka sama novel yg bikin nangisss. Dan kayanya novel ini bakal bikin gue berhamburan airmataa huhu. Wish me luck🙏
BalasHapusNovel ini nih, yang sempat kulirik di Gramedia Matos. Novel ini nih, yang bikin aku bertanya-tanya hubungan pororo sama Erika. Novel ini nih, yang pengen kudapat di tahun 2016 ini. Sayangnya, novel ini nih yang belum kubaca.
BalasHapusAku bertanya-tanya, gimana nasib si Erika di Korea nanti. Padahal dia mengidap Leukimia. Gimana kalo Erika tiba-tiba pingsan? Di bayanganku si Theo ini bakal nolongin sih. Duh, maafkan pemikiranku yang klise banget ini :3 Aku harus baca novel ini. >_<
Eh, btw, si Erika ini nggak kemoterapi, yak? Rambutnya panjang gitu xD
Wuihh...pasti nyesek-nyesek gimana gitu novelnya. Covernya manis, simple tapi tetep menarik. Warnanya juga girly bgt. Jadi makin penasaran gimana perjalanan Erika di Korea apa lagi bareng cowok misterius. Well, aku harap ini bukan last journey buat Erika.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusReviewnya keren! Aku suka sinopsisnya makin bikin penasaran.
BalasHapusPenasaran sama apa saja yg dilakukan Eriska selama sisa hidupnya.
Aku harap ini bukan last journey buat Eriska.
Btw, kata2 ini sedikit bikin baper ��↓
"Bisa jadi, karena bagi sebagian besar orang, detik di jarum jam adalah pengendali hidup."
Maafkan komentar sebelumnya aku hapus soalnya banyak typo 😂😂
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusSuka bagian ini; "Kurasa, mulai sekarang, aku harus sering bermimpi indah”
BalasHapusNovel sick-lit selalu punya pesan mendalam terkait kehidupan. Wah, kurang-lebih saya akan tersindir berkali-kali kalau membaca bukunya. Bagaimana Erika akan mencerca saya yang meremehkan kehidupan. Tidak sabar tersindir dan membaca novelnya :)
Untuk Novel sick lit mungkin terlalu singkat dengan hanya berisikan 120 halaman ya..hmm
BalasHapusTapi penasaran juga dengan ending dalam novel ini, sad ending atau happy ending? Lalu bagaimana juga kelanjutan asmaranya dengan Theo? Semoga korea bukan last journey Erika :)
Pasti bakal bikin mewek. ..
BalasHapusCovernya lucu. Ceritanya menarik. Dari reviewnya keren. Aku suka quotes-quotesnya. Penasaran ama isinya.
BalasHapusdah pernah baca bukunya mbak Kezia yang Unbroken Vow. Jadi penasaran pengen juga baca buku ini
BalasHapusOke, setelah membaca review ini sekarang jadi penasaran dengan endingnya. Harusnya sih Erika meninggal sih... Tapi, siapa tahu dengan kedatangan cinta sejati, tahu-tahu jadi sembuh gitu(?) *ngarep, emangnya film disney apa?* :"D Btw, sedikit mengingatkanku pada infinitely yours nya orizuka *cuma gara2 tur korea dan cowo cakep datengin Erika aja lol*
BalasHapusWah penasaran sekali setelah membaca review ini. Diulas dengan detail. Dua kali membaca buku Mbak Kezia yang Unbroken Vow dan Perfect Scenario, jadi penasaran dengan karya-karyanya lagi. Apalagi kali ini mengusung masalah Korea. Jadi semakin penasaran, bagaimana menceritakan detail setting juga nasib Erika yang divonis sakit itu.
BalasHapusSetau saya biasanya penulis yang menulis cerita sakit parah akan terjebak dengan permainan psikologis tokoh utama yang mati matian menerima vonis. Dan itu biasanya membuat pembaca terharu biru. Namun yang dikhawatirkan membiaskan pesan cerita yang ingin disampaikan.
BalasHapusJadi penasaran Mbak Keiza berhasil apa tidak mengolah 2 hal tadi...
Hay review kamu keren, kata" yg kamu pilih juga jelas. Pembaca jadi mempunyai gambaran yg jelas tentang cerita dari novel ini.
BalasHapusIni termasuk kategori novel Sick-Lit ya?
Novel genre ini termasuk novel yg bagus untuk dibaca, banyak pesan moral yg disampaikan.
Mungkin bila novel ini dibuat sampai 300 halaman pasti bakalan lebih seru ya ceritanya. Hehe
Jadi penasaran sama ceritanya bakalan kayak gimana. Dibuat ending si cewek meninggal? Atau malah endingnya bakalan lebih seru?
Penasaran banget...
Baca Review novel 'Last Journey' bikin penasaran. Udah kepincut sama ceritanya. Andaikan bisa memilikinya. :):)
BalasHapusJangan liat buku cuma dari covernya aja. But, aku gak bisa buat gak liat dan suka sama covernya Last Journey yang unyuable ini! Kalo diliat dari sinopsis, aku cukup penasaran sama apa yang akan dan sedang terjadi sama Erika--setelah dia divonis leukimia kronis dan kemudian dia melakukan perjalanan ke Korea Selatan hingga akhirnya ketemu sama Theo. Dan, masih dari sinopsis, kayaknya cerita ini bakal bikin nangis gitu, eh, bener gak?
BalasHapusReviewnya menarik, bikin pingin baca. Beberapa quotes yang ada juga bikin makin penasaran. Tapi, novelnya tipis ya? Sekali duduk langsung kelar, padahal menurutku novel kayak gini enaknya dibikin lebih tebal, supaya lebih banyak cerita yang nyantol di hati ((apa ini?)), jadi lebih berasa gitu. But.. itu gak menyurutkan rasa penasaranku pada novel ini sih.
Masih super penasaran!
ah ini novel yang dari covernya aja udah sangat menarik....
BalasHapusPenasaran aku pengen baca mba Kezia !!! hehe covernya cantik. Dari pertama aku liat cover novel ini, kok langsung jatuh cinta ya? gak tau mungkin karena warna pink *eh. Sekilas baca judul novelnya, aku sama sekali gak kepikiran kalau novel ini bertema sicklit. Aku fikir hanya bercerita tentang seorang gadis yang melakukan perjalan atau travelling gitu. Karena membawa koper di sampingnya. Tapi ternyata si cewek mengidap penyakit juga toh.
BalasHapusPokoknya baca review fikriah dan juga quote-quote yang bertebaran bikin tambah penasaran T,T andai di hadiahi novel ini :D
sukses terus ya kak kezia ^_^
Sama kak.. Aku juga nge fans sama Four nya Divergent. Hihihi ..
BalasHapusEndingnya buat penasaran. :D Apa mungkin ada kejutan di akhir cerita?? Btw, sad ending atau happy ending kak?? Kalau boleh nebak, dari opening yang kayak gitu (Erika yang divonis Leukimia kronis), pikirku sad ending deh :D :D
Hehhe,..
Tapi kalau salah maafin ya kak. :D :D
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusMeski sicklit, saya berharap, buku ini anticengeng :') Saya suka banget tokoh-tokoh yang tangguh dan nggak mudah putus asa. Karena sangat tidak mudah menumbuhkan optimisme ketika harapan tidak lebih tipis dari kertas tissue.
BalasHapusKesanku+pesanku untuk novel ini:
BalasHapus1). kalo kesanku..hmm cover novel sangat imut berwarna pink, manis sekali plus ada gambar pororo di koper erika.
2). sedangkan pesanku. pada halaman untuk novel ini hanya 120hlm....wah kurang banget kalo ternyata isinya sangat interesting (biasanya readers pengen nerus baca kan kalo ceritanya bagus, mungkin 200 hlm gitu, hehe)
tapi melihat dari review ini termasuk bacaan ringan. so, aku yakin ceritanya ini menggunakan bahasa yang juga ringan dan gampang di terima/di pahami readers..hmm novel yang menarik.
goodjob buat mbk kezia.
Pertama kali aku naksir novel ini karena ngebaca sinopsisnya dan langsung melotot pas kalimat mahasiswi jurusan Hubungan Internasional di Universitas Indonesia, itu jurusan yang aku impikan banget. Walau nggak kesampean dan dapetnya jurusan tetangganya >.<
BalasHapusKedua, warna kovernya yang cantik banget. Soft pink. Suka nggak tahan sama warna itu. Kak Kezia novelnya rata-rata selalu eye-catching, makanya aku kalo liat novelnya suka nggak tahan gitu pengen nyomot, hehehe.
Ketiga, temanya perjalanan. Ke Korea pula. Ah sudahlah, ini tanpa alasan selanjutnya lagi udah pasti akan masuk wishlist-ku. Apalagi kata Kiki "Lalu, apakah di sana ia bisa mendapatkan jawaban dari berbagai pertanyaannya?" Pastinya perjalanan ini nggak cuma jadi perjalanan biasa aja, pasti ada banyak hal yang didapat Erika (dan juga pembaca) dari perjalanan itu. Aku paling suka cerita perjalanan yang nggak hanya membawa kenangan manis bagi si petualang, tetapi juga membawa berbagai pelajaran yang bisa diterapkan di hidupnya. ^^
Untuk Novel sick lit dengan 120 halaman , kurang tebel deh kayaknya .Apalagi aku selalu menanti karya - karya kak Kezia.
BalasHapusCovernya manis banget ,baru nyadar ada pororo-nya dan aku penasaran dengan bagaimana akhir dari buku ini . Apa yang terjadi dengan Erika selanjutnya ?
Korea aku juga pengen kesana kaya Erika
XOXO
beneran nih sad ending? bukan genre yg aku suka sih... :(
BalasHapustapi karena ada cerita travelingnya apalagi ke korea, tertarik juga niy baca novelnya :D
wah, baru nyadar kalo ada pororo di covernya... *langsung scroll ke atas lagi*
BalasHapusTapi, serius, aku gak tau kalo temanya tentang penderita leukimia klo gak baca blurbnya. soalnya warna covernya terlalu manis untuk cerita yang sedih... semoga sih endingnya gak sedih... :')
Terima kasih reviewnya ^^
Ooowww, baru tahu nih. Nama tokohnya pakai nama Indonesia ya ternyata. Karena itu ada rombongan travel dari Indonesia yang jalan-jalan ke Korea. Asyik dong. Ini lumayan beda dan helpful, karena yang kutahu dari novel-novel PSA3 yang ada tuh pada pakai nama Korea. Banyak pembaca yang pusing kalau baca novel tema atau terjemahan Korea gara-gara namanya yang asing dan bikin bingung. XD
BalasHapusHaha... Pororo-kan korea punya mbk, hihi
BalasHapussedih nggak sih endingnya? Jadi penasaran.
Haha... Pororo-kan korea punya mbk, hihi
BalasHapussedih nggak sih endingnya? Jadi penasaran.
Haha... Pororo-kan korea punya mbk, hihi
BalasHapussedih nggak sih endingnya? Jadi penasaran.
Menarik juga konfliknya. Kalo kayak gini, aku penasaran endingnya apa, happy atau sad? Tapi, eh? Aku baru sadar kalo di koper ada Pororonya, lucu juga :v
BalasHapusMenarik juga konfliknya. Kalo kayak gini, aku penasaran endingnya apa, happy atau sad? Tapi, eh? Aku baru sadar kalo di koper ada Pororonya, lucu juga :v
BalasHapusAku suka banget loh sama covernya manis banget. Dan aku sangat penasaran sama endingnya, apakah Erika bisa melawan sakitnya? Serta bagaimana kisah Erika sama cowok itu? Pokoknya aku penasaran banget deh
BalasHapusMbak Evi adalah salah satu author yang rajin menerbitkan karya terbarunya. Salut banget! Beliau juga memenangkan lomba PSA ini dua kali. Aku suka dengan gaya beliau bercerita yang sangat mengalir, memang akan nggak puas banget kalau jumlah halamannya cuma 120lembar.
BalasHapusBaca reviewnya jadi inget sama dua novel beliau terdahulu yaitu Sweet Winter yang berlatarkan Korea dan The unbroken Vow yg juga mengangkat salah satu penyakit sebagai benang merah cerita.
Aku udah baca 3 novelnya, dan ketagihan buat baca lagi novel lain yang beliau tulis. ^^
Sepertinya ini sedih. baca pas awal aja sedih. bayangin, divonis sakit leukimia dan sisa waktunya tinggal sedikit lagi :(
BalasHapusini kudu dimasukin wish list.