Pages

Sabtu, 28 November 2015

[Review] Jika Aku Milikmu by Bernard Batubara


Judul : Jika Aku Milikmu
Penulis : Bernard Batubara
Penerbit : Gagasmedia
Terbit : Cetakan Pertama, Oktober 2015
Tebal : 262 hlm
Harga : Rp59.000
ISBN : 979-780-839-6
 Blurb :
Bisakah cinta tumbuh tanpa keragu-raguan?
*
[Sarif] Bila suatu ketika cinta datang dan menghampirimu,mampukah kau menerima ketidaksempurnaan yang dibawa oleh cinta? 
[Nur]Berapa lama yang dibutuhkan untuk mengubah keragu-raguan menjadi cinta?Mungkin tidak selama waktu yang diperlukan untuk memupuk luka. 
[Mei]Di dalam setiap alunan melodi rindu, ada satu nada yang berbeda.Seperti perasaan ganjil tentang cinta yang tidak semestinya—yang saat ini kurasa. 
**Jika suatu hari nanti, tiba waktunya kau untuk mencintai,bisakah kau memberikan cinta kepada seseorang yang tidak sempurna?


Sarif Tizaruddin kembali bertemu dengan gadis itu, Nuraini Abubakar, gadis yang selama empat tahun ini ditinggalkannya. Pertemuan tidak sengaja mereka saat Sarif menghadiri pameran buku yang diselenggarakan oleh Ayahnya dalam rangka kampanye pencalonan diri menjadi walikota Pontianak tanpa disadari kembali menyatukan kedekatan antara keduanya yang awalnya sudah putus akibat kesibukan masing-masing dalam menjalani kuliah.

Empat tahun lalu, Sarif yang tergabung dalam ekstrakurikuler jurnalistrik melakukan liputan dalam rangka perayaan Imlek. Sarif tak sendiri, ia meliput bersama Nur yang  saat itu berstatus sebagai juniornya, itu adalah kali pertama Nur mengadakan liputan. Saat selesai meliput, mereka berdua duduk bersantai sambil memakan es krim, hingga akhirnya Sarif meminta Nur untuk memainkan biola yang daritadi Nur bawa karena belum sempat pulang ke rumah setelah selesai dari les biola, namun Nur tak mau melakukannya dengan alasan ia tak mahir bermain biola, Ayahnyalah yang mahir. 


Setelah perdebatan yang terjadi, akhirnya Nur bersedia memainkan biolanya, 'Fantaise-impromptu' in C-Sharp Minor melantun dari biola Nur. Sarif yang berada di samping Nur pun hanya bisa menatap gadis itu dalam diam, kagum dengan permainan biola yang baru saja didengarkannya. Dan mulai detik itu pun, Sarif sudah tak bisa memandang Nur dengan sorot mata yang sama, karena ia bersumpah pada dirinya sendiri bahwa saat itu Nur sangat memesona.

Dan mulai saat itu keduanya menjadi dekat. Hingga saat itu pun tiba, bertempat di Bandar Udara Supidio, Nur mengantar keberangkatan Sarif ke Jakarta untuk melanjutkan kuliahnya di sana. Pada tahun pertama Sarif berada di Jakarta, mereka berdua masih sering berkomunikasi melalui telepon, saling berbagi cerita atas pengalamannya masing-masing. Namun saat memasuki tahun-tahun berikutnya, dikarenakan kesibukan masing-masing, komunikasi keduanya pun akhirnya terputus.


Lalu, setelah empat tahun berlalu, akankah mereka bisa menjalin lagi sebuah kedekatan? Akankah hubungan keduanya akan lebih dari seorang teman?


"Pertanda cinta mulai tumbuh : rasa takut kehilangan." - Jika Aku Milikmu.

Covernya cantik! Biru, warna kesukaanku, dengan sosok Nur dan biolanya yang menyambut kita untuk masuk dalam ceritanya. 

Saya suka dengan bagaimana sang penulis membawakan cerita ini, rapi dan mengalir. Untuk segi cerita saya memberikan 3 bintang, saya suka tapi Jika Aku Milikmu ini nggak begitu 'Waw' untuk segi cerita. Tapi, saya nyaman dengan cara kepenulisan Bernard Batubara. Ini pertama kali saya membaca karya Bernard Batubara dan saya benar-benar suka cara ia menuliskan kisah ini, mengalir, mengalun bak bunyi biola yang membuat nyaman. Belum lagi dengan kutipan-kutipan dalam novel ini yang berhasil bikin baper (read : bawa perasaan), saya memang selalu suka dengan sebuah novel yang dibanjiri kutipan-kutipan menarik.

Latar dalam cerita juga digambarkan cukup jelas, membuat saya lebih mengetahui Kota Pontianak. Selain menceritakan tentang Nur dan Sarif, buku ini juga menceritakan impian Nur untuk menjadi seorang pemain biola yang handal seperti ayahnya, tentang pertemanan Sarif dan Mei, dan sebuah tentang kejadian di masa lalu . Sehingga membuat buku ini memuat tak hanya tentang cinta, namun juga tentang perteman, impian, dan sebuah masa lalu. 


Tentang Catatan Penulis yang membuat saya jatuh cinta. Pernahkah kalian jatuh cinta pada sebuah buku karena Catatan Penulisnya? Saya pernah. Pertamakali merasakannya di buku ini. Catatan Penulis yang berada di halaman-halaman pertama kubaca dengan santai, sebagai pengantar untukku masuk dalam cerita ini. Namun, saat Catatan Penulisnya sudah mencapai akhir, kak Bara memberikan sebuah pertanyaan singkat pada para pembaca yang membuat saya semakin tertarik untuk segera membuka lembaran-lembaran selanjutnya : 
= Tapi, sebelum kamu mulai membaca, bolehkah saya bertanya sesuatu? Jika Aku Milikmu apa yang akan terjadi? Apakah kita akan bahagia? Atau justru akan terluka? = 

1 komentar:

  1. Belum pernah baca karya kak Bara :'D
    Tapi penasaran juga sih sama karya-karyanya.

    BalasHapus