Pages

Rabu, 02 September 2015

[Review] Dilan, Dia adalah Dilanku tahun 1990 by Pidi Baiq



Judul : Dilan, dia adalah Dilanku tahun 1990
Penulis : Pidi Baiq
Terbit : Cetakan I ; April 2014, Cetakan ke XIII ; Juli 2015
Penerbit : Pastel Books
Tebal :  332 hlm
ISBN : 978-602-7870-41-3
Harga : Rp59.000
Bisa dibeli di : Bukupedia

Blurb :
"Milea, kamu cantik, tapi aku belum mencintaimu. Enggak tahu kalau sore. Tunggu aja" (Dilan 1990) 
"Milea, jangan pernah bilang ke aku ada yang menyakitimu, nanti, besoknya, orang itu akan hilang." (Dilan 1990) 
"Cinta sejati adalah kenyamanan, kepercayaan, dan dukungan. Kalau kamu tidak setuju, aku tidak peduli." (Milea 1990)
"Harusnya, dia mundur daripada harus kecewa karena cinta yang tak sampai." - halaman 32

Dilan, Dia adalah Dilanku tahun 1990 adalah karya pertama dari Pidi Baiq yang saya baca. Bercerita tentang Milea Adnan Hussain, yang mengajak kita kembali mengingat masalalunya saat SMA dulu, tepatnya pada tahun 1990 di Bandung. Saat dia bertemu dengan seseorang yang cukup berarti, Dilan.

Dilan, Dia adalah Dilanku Tahun 1990, seperti yang ada di judulnya, yaitu terdapat 'Tahun 1990', Milea saat ini dengan menggunakan sudut pandangnya akan menceritakan kisahnya dulu, di tahun 1990, saat Ayahnya dipindah tugaskan ke Bandung dan ia sekeluarga pun harus ikut berpindah.

Di Bandung, Milea masuk ke sebuah SMA Negeri sebagai seorang murid pindahan. Hingga pagi itu, September di tahun 1990, saat perjalan ke sekolah, ia mendengar suara berisik motor, dan saat motor tersebut sudah sejajar dengannya, pengendara motor itu memperlambat kendaraannnya.

Pengendara motor itu adalah seorang Dilan, seseorang yang mengaku dirinya adalah seorang peramal.


"Dia baik, jadi aku takut menyakitinya." - halaman 168

Sebelumnya, saya membaca beberapa review dari orang-orang yang sudah berkenalan dengan Dilan, mereka semua menyukai sikap dari karakter Dilan terhadap Milea. Rasa penasaran pun timbul, "Sebenarnya apa sih yang special dari Dilan sampai banyak orang yang mengagumi sosok tersebut?" dan akhirnya kesampaian untuk punya dan berkenalan dengan sang Dilan yang sudah lama membuat penasaran.

Di halaman-halaman awal, kita akan menemukan ilustrasi dari beberapa tokoh yang muncul di kisah ini.

Dilan, ia digambarkan sebagai seorang anggota geng motor, namun dengan karakter yang manis! Ahhh bukan manis deh, apa ya? Hhmmm Dilan itu kalo ngomong beuhhh kata-katanya bisa ngebuat senyum-senyum sendiri >,< Dia semacam puitis! Ah pokonya dia gitu deh, dengan karakternya yang sukses ngebuat senyam-senyum sendiri, kadang saya bisa lupa kalau dia seorang geng motor hoho!

"Mungkin kamu tidak mencintai dirinya. Mungkin kamu tidak menyukai dirinya, tapi syukurlah kalau begitu, sehingga aku tidak perlu bersaing denganmu untuk bisa memilikinya." - halaman 261

Menurutku, Dilan itu romantis dengan caranya sendiri. Sedangkan Milea? Dia digambarkan sebagai sosok yang cantik, banyak lho cowok yang mencoba mendekatinya, juga Milea ini juga cukup untuk mengimbangi Dilan yang kocak, Milea ini juga termasuk golongan orang-orang yang pemberani.

Entah apa, intinya novel ini punya ciri khasnya tersendiri buatku. Bahasa yang digunakan pun bisa dikatakan sebagi ciri khas novel ini (psst, ada beberapa bagian yang tak kumengerti dan alhasil harus kubaca beberapa kali agar tahu apa maksud dari hal tersebut). Hhmmm juga ada beberapa percakapan yang cukup garing sih. Ah iya! Saya banyak belajar bahasa Sunda setelah membaca novel ini hoho.

"Dan, jangan rindu. Berat. Kau gak akan kuat. Biar aku saja." - Dilan, halaman 284


Novel ini juga menonjolkan lokasinya, yaitu Bandung di tahun 1990. Kental dengan suasana Bandung di 1990, sangat pas untuk menjadi saksi kisah dari kedua remaja ini, berjalan-jalan mengendarai motor, saling mampir ke rumah masing-masing, beuh pokoknya kisah ini memang cukup sederhana, namun sangat berkesan bagi saya.

Saya membaca novel ini mulai kemarin sore, dan menamatkannya tadi siang. Cukup ringan, namun juga cukup untuk menambahkan list saya tentang beberapa tokoh dalam novel yang kuharapkan bisa menjadi nyata. Tebak siapa tokoh baru yang ada di list tersebut? Ya, dia adalah Dilan, Dilanku. 

"Tolong bilang ke ibumu."
"Bilang apa?"
"Aku mencintai anak sulungnya." - halaman 284


Fikriah Azhari, Selasa 01 September 2015.

2 komentar:

  1. Udah lama pengen novel ini, sama seri keduanya, tp ga jadi2 beli.
    Harus baca nih kayaknya :)

    BalasHapus
  2. Ulasan yang cakep... :)
    Aku sendiri sudah nggak sabar nungguin filmnya. Apalagi setelah lihat Profil Ayah Pidi Baiq ini: https://www.youtube.com/watch?v=Br9rV1Brnp8

    BalasHapus