Judul : I am Yours
Penulis : Kezia Evi Wiadji
Penyunting : Denis Agung
Design cover dan tata letak : Amanda M. T. Castilani
Terbit : Cetakan kedua, Oktober 2014
Penerbit : Bhuana Sastra
Harga : Rp.43.000
Genre : Romance
Blurb :Genre : Romance
Alex: Loe milik gue dan selamanya akan menjadi milik gue.
David: Aku mencintaimu sejak pertama kali melihatmu.
Daniel: Dia cantik. Dia berbeda. Dia istimewa.
Amelia: Seandainya aku bebas menentukan pilihan hidupku ...
Kisah tentang cinta yang terkhianati, tentang hati yang patah, tentang harapan yang tak kunjung padam, tentang ketidakpastian dan janji yang harus ditepati.
Sepenggal cerita :Haruskah Amelia menentukan pilihannya sendiri?Atau justru takdir yang mengambil alih?
"Ssst, nggak boleh bicara begitu. Nanti kalau Amelia sudah besar, dia akan jadi gadis yang cantik." Pipi anak itu dicium kebali.
"Kamu juga akan jadi laki-laki yang gagah dan tampan."
Cinta pada pandangan pertama. Kalian percaya tidak akan hal itu? Mungkin begitulah kira-kira yang dirasakan oleh David. Melihat seorang gadis bertubuh mungil di kantin kampusnya yang sedang menikmati makanannya dengan sesekali mengecek posel juga mengipas dirinya, ya siang itu memang cukup panas. David tau akan hal itu, bahkan baju belakangnya sudah berkeringat, tapi dia malah merasa sejuk, ya David merasa sejuk karena sedang melihat gadis itu, gadis mungil yang sepertinya telah mencuri hatinya saat itu juga...
Namun, belum sempat David berkenalan, berbicara, bahka mengetahui nama gadis itu, malah Alex, sahabatnyalah yang lebih dulu melakukan semua itu! Ah... David kalah cepat dengan si playboy Alex Hartawan itu!
David tertinggal, ya tertinggal banyak langkah! Kalian pasti tahu kan bagaimana rasanya sakit jika mengetahui gadis incaranmu malah berpacaran dengan orang lain? Apalagi itu 'sahabat' mu sendiri! Errr....
Amelia merasa nyaman dengan Alex, pria yang menurutnya sangat cool dengan senyumannya yang menawan. Amelia tidak tahu, bahwa pria yang berpredikat sebagai pacarnya itu sebenarnya dulu adalah seorang playboy alias buaya darat. Awalnya Amelia merasa sangat nyaman berada di dekat Alex. Tapi, sikap Alex yang over protektif, ingin mengubah Amelia, membuat Amelia sendiri menjadi kurang nyaman.
Hingga suata fakta mengejutkan membuat Amelia sangat membenci Alex dan merasakan kekecewaan yang sangat mendalam......
Di saat perasaan kecewa masih berbekas di hati Amelia, muncul sosok David yang menjanjikan suatu kebahagiaan, David bersikap baik dan selalu ingin berada di samping gadis itu juga melindunginya, ingat bukan? David sudah mencintai Amelia sejak ia melihat gadis bertubuh mungil itu di kantin. Dan Amelia pun mulai merasa nyaman akan hal itu.
Namun sekali lagi Amelia merasakan keterkejutan yang mendalam, saat ia kemudian mengetahui bahwa sejak dulu, hidupnya telah diatur, bahwa telah ada sebuah pilihan yang akan menjadi jalan hidupnya ke depan, takdir itu telah digariskan untuknya dan Amelia hanya tinggal mengikuti arahnya, mengikuti ke mana takdir itu akan membawanya pergi....
Haruskah Amelia menentukan pilihannya sendiri? Atau justru takdir yang mengambil alih?...
"Kenapa kaca depan mobil sangat besar sementara kaca spion begitu kecil?"
"Karena masala lalu kita tidak sepenting masa depan kita. Jadi sekarang, pandanglah ke depan dan majulah." - halaman 120
Covernya manis, kan? Daku suka sangat sama covernya >,< Nuansa bunga-bunga dan juga dua sosok yang ada di cover rasanya sudah mewakili cerita yang ada di dalamnya. Cover dan carita yang sama-sama manis.
Ya cukup banyak emosi yang keluar saat membaca cerita ini, serius! Greget bercampur amarah dan kesedihan, errrrr lengkap syudah! Narasi di I am Yours ini cukup banyak jika dibandingkan dengan dialognya. Alurnya rapi, dan ceritanya dibawakan dengan baik. Amelia Santosa si puteri OH MY GOD, ya itulah sebutanku untuk Amelia, dia sering kali mengucapkan kalimat itu!
Oh iya, di cerita ini saya berkenalan dengan 2 tokoh disney, Karel dan Klarabella yang juga punya andil penting dalam cerita ini ;3
Psst, epilognya nggak ada Amelia nya huhu :( saya belum puas dengan ceritanya, masih pengen lebih~ Dan kabar baiknya adalah..... Kak Evi sedang proses menulis lanjutan dari I am Yours ini! Eh atau baru niat dibuat ya? Duh jadi lupa gini >,< intinya emang mau ada buku keduanya! Jadi, sebelum buku lanjutannya keluar, yuk baca dulu kisah awal Amelia!
..::GIVEAWAY TIME!::..
Nah gimana habis baca review I am Yours karya kak Evi? Tertarik nggak buat baca juga? Ada berita gembira buat kalian yang tertarik ^^, ada masing-masing satu eksemplar I m Yours untuk dua orang yang beruntung! Gimana caranya? Yuk disimak:
Syarat & Ketentuan Giveaway :
1. Peserta berdomosili di Indonesia atau memiliki alamat kirim di Indonesia.
2. Peserta adalah followers dari @KeziaEviWiadji di twitter.
3. Like fanpage Kezia Evi Wiadji di facebook.
4. Follow blog ini via apa pun, mau via email, GFC, atau G+.
5. Share info Giveaway melalui twitter dengan mention @KeziaEviWiadji dan @Lovaren_
6. Jawab pertanyaan di kolom komentar dengan menuliskan nama dan akun twitter.
7. Periode giveaway adalah 3 minggu, mulai hari ini, rabu 24 Juni 2015 sampai Rabu 15 Juli 2015.
8. Pemenang akan diumumkan pada 31 Juli 2015 melalui blog dan juga akan dimention melalui twitter.
PERTANYAAN :
Jawaban ditunggu sampai 15 Juli 2015 jam 23.59 WITA ^^, pemenang akan diumumkan 31 Juli 2015, lama ya? Daku mau mudik dong ;p mau mudik cantik menjelang lebaran jadi lamaan diumumkannya, periode Giveawaynya juga lama, jadi ayo kalian ikutan ^^ masalah menangnya dipikirin nanti, yang penting ikutan dulu yuk, soalnya nggak mungkin menang kan kalau belum ikutan ;) ? Ajak juga temen-temen kalian buat ikutan~Pada suatu hari, orangtuamu memintamu menemani makan malam di sebuah restaurant/rumah makan. Di acara itu, orangtuamu juga mengundang teman baik mereka, juga keluarganya.Usut punya usut, ternyata, acara makan malam itu sebagai pemberitahuan resmi bahwa kamu telah dijodohkan sejak kecil dengan anak dari teman baik orangtuamu ini. Sementara, saat ini, kamu telah berkencan dengan orang lain (Orangtuamu mengetahui hal ini, tetapi sejak dulu tidak setuju)Pertanyaannya:Apakah kamu akan menerima atau menolak perjodohan itu?Berikan alasannya.
=Fikriah Azhari, 24 Juni 2015=
(Anggaplah jika ini aku masih pacaran hehe) Pertama-tama aku akan memastikan kedua orang ini baik-baik. Memang terkesan membandingkan, namun jika perkaranya sudah masuk tahap pernikahan, maka itu tidak bisa main-main. Aku akan memastikan apakah pilihanku sudah ‘benar’ dan memahami penolakan orang tua. Apakah penolakan itu atas dasar kebaikan atau hanya tradisi keluarga. Jika kebaikan maka aku akan masuk tahap kedua, yakni melihat pilihan orang tua. Jika pilihan mereka kunyatakan memang baik, maka aku akan pelan-pelan mencoba menjauhi pilihanku. Mengubah paradigmaku agar tidak sempit. Karena pada akhirnya pernikahan bukan hanya perkara cinta. Tapi kehidupan panjang hingga akhir hayat dan itu membutuhkan banyak hal lebih dari cinta. Keimanan salah satunya.
BalasHapusNama: Ade Delina Putri
Akun Twitter: @adedelinaputri
Link share: https://twitter.com/adedelinaputri/status/613558979608752128
Nama: Lois Ninawatti
BalasHapusTwitter : @_loisninawati
jawaban : kalau pilihan orang tua memang tepat, dan akunya cocok, dijalani dengan happy. tapi kalau nggak cocok dan ada sesuatu yang mengganjal, nggak akan terima meskipun itu temen baik ortuku :D
Nama : Dias Shinta Devi
BalasHapusTwitter : @DiasShinta
Follow via GFC
Jawaban :
Pasti ada alasan orangtuaku menjodohkanku dengan keluarga mereka. Dengarkan baik-baik, sikapi dengan sikap terbaik. Ajak negosiasi dulu, kenali lebih lanjut. kalau memang cocok, ya lanjutkan. kalau nggak cocok, bicarakan baik-baik dan berikan solusi terbaik. mungkin nggak akan bisa melawan orangtua. kalau begitu ya turuti keinginannya, siapa tau memang inilah yang Allah rencanakan dan terbaik untuk aku. Dia, yang selama ini ternyata dicari-cari, ternyata telah diikat dengan perjodohan sedari kecil.
Mungkin jika saya berada dalam posisinya saya tidak akan terburu-buru memilih siapa karena satu jika saya memeilih pilihan dari kedua orang tua saya pasti saya harus bisa bicara baik-baik dahulu agar teman kencanku tidak merasa sakit hati dan agar dia bisa mengerti keadaan ku tentang perjodo hanku ini, tapi jika aku tetap bersikeras ingin memilih pilihanku dengan teman kencanku ini yah aku harus bisa meyakinkan kedua orang tuaku agar mereka bisa percaya bahwa pilihanku juga yang terbaik untuk ku dan untuk masadepanku.
BalasHapusNama : Erlan Sutrisna
Akun Twitter : @Rrrlann
Link Share : https://twitter.com/Rrrlann/status/613590096529350656
Apakah kamu akan menerima atau menolak perjodohan itu?
BalasHapusBismillah~
Perjodohan ya :D sebenarnya kalau aku di posisi sedang pacaran, dan pacar aku itu gak di setujuin sama orang tuaku. Aku liat dulu dari segi apanih orang tua aku gak nerima pacar aku. Kalu dari segi agama dan latar belakang keluarga sih, aku pasti bisa melepaskannya. karena "Apa yang menurut kita baik belum tentu baik bagi Allah , dan yang menurut kita buruk juga belum tentu buruk bagi Allah." intinya serahkan saja semua sama yang di atas, kalau memang jalannya dengan perjodohan yaudah terima:). Asal nanti orangnya memenuhi kriteria dan bisa jadi imam yang baik untukku dan anak-anakku kelak. membuat orang tua bahagia juga membuat Allah bahagia loh, kan ridho orang tua adalah ridho Allah juga. Aku yakin apa yang mereka pilihkan adalah yang terbaik untukku. Karena mereka sudah mengenal dekat orang tuanya kan? teman mereka sendiri lagi, jadi bisa menjalin silaturahmi antar keluarga. Berbaik sangkalah pada Allah, cinta kan proses, kalau terus bersama dan saling respect, aku yakin kedepannya pasti akan jadi cinta karena seperti kata orang " Cinta datang karena terbiasa". hehe :D
Nama : Mila Rhmatunnisa
Twitter : @milehyaa
Nama : Anis Antika
BalasHapusTwitter: @AntikaAnis
Jawaban:
Menolak. Karena biar bagaimana pun aku masih memiliki pasangan. Bukan orang single. Dan aku nggak akan pernah bisa meninggalkan pasanganku begitu saja hanya karena sudah dijodohkan sejak kecil. Mungkin awalnya bakal perang mulut atau berantem sama orangtua. Yang jelas aku akan kasih pengertian ke mereka. Alasan mereka nggak setuju dengan hubunganku dan pasanganku mungkin karena perjodohan itu. Jadi, aku akan berusaha mendekatkan pasanganku dan orangtuaku. Sering mempertemukan mereka agar mereka saling mengenal. Degan begitu mungkin orantuaku akan menerima pasanganku dan merestui kami.
Nama : Sofhy Haisyah
BalasHapusTwitter : @Sofhy_Haisyah
Link : https://twitter.com/Sofhy_Haisyah/status/614239169833889792
Satu hal yang selalu tertanam dipemahamanku bahwa setiap orangtua selalu menginginkan yang terbaik untuk anaknya.
Jika aku dijodohkan padahal saat itu masih jalan sama orang lain. Tentu aku gak akan gegabah ngambil keputusan iya atau tidak. Toh, balik lagi keatas, siapa tahu yang dijodohkan denganku memang pilihan yang terbaik. Mungkin, aku milih untuk menjalani perjodohan itu dulu. Dalam artian, jalan untuk mengenal sosok si dia. Lalu, aku mengakui bahwa saat ini memiliki pacar. Kan bisa diliat tuh reaksinya, kalo dia mundur duluan yaa artinya dia gak suka, kalo dia maju terus pengen dapetin hati aku itu artinya dia berharap terwujudnya perjodohan ini, Begitu juga dengan pacar aku, pasti dan harus diberi tahu juga, biar keliatan juga dia itu perjuangin cinta aku (*kita) seperti apa ^_^
Nah, mungkin yang bakal jadi masalah memilih iya atau tidak. Ntar milih "iya" eh si pacar datangin calon tunangan buat adu jotos, kan masalah. Ato, ntar milih "tidak" takutnya hubungan persahabatan antar orangtua terganggu.
Intinya sih, aku pribadi nggak bakal gegabah dulu mau mutusin iya atau tidak akan perjodohan tersebut. Ada prosesnya !
Nama : Wulida
BalasHapusTwitter: Jm_nim
link: https://twitter.com/Jm_nim/status/614618513026609152
Jawaban: Tentu saja saya menolak perjodohan itu. bagi saya dijodohkan itu merupakan penghinaan. Jadi begini jodoh adalah teman hidup, yang menemani hidup kita hingga akhir massa. Untuk proses menemani tersebut perlu perjuangan berat karena terlalu banyak cobaan.Apakah bisa orang yang baru dikenal bisa menghadapi cobaan itu? Jodoh bukan melulu tentang pernikahan tanpa cinta yang nantinya cinta akan tumbuh karena kebiasaan. Jodoh tentang komitmen dan kepercayaan.
Dan juga saat itu aku telah memiliki seseorang yang aku percaya bisa menjagaku. aku akan berbicara pada orang tuaku jika ia bisa menjagaku dengan seprnuh hatinya. Aku berharap orang tuaku dan teman orang tuaku bisa mengerti dan membatalkan perjodohan ini
Nama : yanti
BalasHapusTwitter :https://twitter.com/NelyRyanti
Follow melalui Email :sitinuryanti@yahoo.com
Apabila saya dijodohkan orangtua sejak kecil dan saat ini saya sudah memiliki pasangan, maka saya tidak serta merta langsung menerima atau menolak perjodohan ini. Saya akan menanyakan lebih lanjut kepada orangtua maupun pasangan saya, perihal perjodohan ini. Kalau orangtua saya mempunyai alasan yang dapat saya terima ttg perjodohan ini dan mempunyai alasan yang tepat mengapa tidak menerima calon dari saya. Mungkin saya akan menerima,Dan saya akan memberi pengertian kepada pacar saya tentang hal ini, karena tidak semua cinta harus memiliki.
Tetapi apabila yang dijodohkan oleh orangtua saya laki-laki yang saya tahu tidak baik perilakunya, hanya karena orangtua kami berteman, maka saya akan menolak dan mencoba memberi pengertian kepada orangtua agar menerima pilihan saya
Jawaban saya gaje begitu ya ... intinya jalani prosesnya dulu :)
Nama:Irmawati
BalasHapusakun twitter: @irmaa_waati
Jika aku dihadapkan dengan kedua pilihan antara menolak atau menerima perjodohan, sejujurnya aku sangat bingung. Tapi, pasti diantara kedua pilihan itu, kita harus memilih salah satu. Kalo aku, jujur aja, aku paling tidak bisa menolak pilihan orangtua, apalagi jika ceritanya orangtuaku itu tidak merestui hubungan aku dengan pacarku. Mungkin memang berat menerima keputusan jika kita tiba-tiba saja dipilihkan pendamping oleh orantua, tapi coba kita pikirkan baik-baik, orangtua tidak mungkin kan memilihkan jodoh yang tidak baik untuk kita? Oleh karena itu, mungkin jika kasusnya seperti yang diatas, aku akan menerimanya. Walaupun aku tidak kenal dengan calonku itu, aku akan mencoba untuk menerimanya. Tak lupa juga, aku akan sholat Istiqharah untuk mendapatkan petunjuk agar aku mantap untuk memilih ini. Aku yakin, mungkin memang pilihan orangtua itu adalah yang terbaik. Walaupun dengan keputusanku ini ada yang tersakiti--pacarku-- aku akan mencoba untuk menjelaskan duduk perkaranya, bahwa memang sudah jelas, ini adalah petunjuk dari Allah jika aku dan pacarku tidak berjodoh. Aku harus meyakinkan dia, bahwa banyak wanita diluar sana yang berhak menjadi jodohnya kelak, dan yang terpenting, merestui hubungan mereka.
Jadi intinya, aku akan menerima perjodohan ini. Aku percaya, cinta akan tumbuh karena terbiasa. Karena yang terpenting adalah kebahagiaan orangtua, orangtua dari calonku juga. Karena pada akhirnya, pernikahan bukan hanya soal cinta, tapi bagaimana kita bertahan membangun keluarga. Bertanggung jawab dengan segala keputusan yang di ambil. Pun restu orangtua selalu mengalir jika aku menerima perjodohan ini, jadi aku tak perlu khawatir. Dan yang perlu dilakukan hanyalah memantapkan hati dan berusahan ikhlas menerima pilihan ini. Bismillah. ^_^
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusNama: Aya Murning
BalasHapusTwitter: @murniaya
Link share: https://twitter.com/murniaya/status/615137118516424704
Jawaban:
Kalau aku dalam situasi seperti itu, aku nggak akan langsung memilih. Pasalnya posisiku itu sudah punya pacar. Kalau aku memilih tetap bersama pacarku, siapa tahu kalau yang dijodohkan kepadaku itu lebih baik daripada pacarku yang sekarang. Sedangkan jika aku langsung menerima yang dijodohin itu, siapalah aku yang cuma butiran debu ini langsung nge-dumping pacarku yang selama ini sudah bersama-sama. Alangkah kurang ajarnya diriku ini. I mean, kalau mau pisah pun harus ada 'cara'.
Jadi, pertengahannya adalah aku harus istikhoroh dulu kepada Allah SWT. Minta petunjuk siapakah di antara 2 orang itu yang harus kupilih sebagai jodohku dan lanjut ke bahtera pernikahan, karena sebaik-baiknya meminta petunjuk itu hanya kepada Allah SWT. Dan aku yakin Allah SWT selalu punya cara untuk memberikan jawabannya.
Bila ternyata pilihan Allah SWT adalah pacarku, aku akan tetap memberikan pengertian pada orangtuaku untuk bisa lebih mengenal dan menerima dia, jelaskan juga bahwa inilah pilihan yang Allah tetapkan. Sedangkan jika jawaban dari Allah SWT adalah orang yang dijodohkan kepadaku itu, maka aku harus bilang baik-baik pada pacarku--bahkan ke keluarganya--kalau ada orang lain yang sudah dijodohkan kepadaku dan aku juga punya pilihan untuk menentukan jalanku sendiri. Bila pacarku itu dalam waktu dekat memang tidak ada niat untuk lebih serius, maka maaf sekali kalau aku akan memilih seseorang yang lebih siap daripadanya.
nama : siti zulaikhah
BalasHapustwitter : @kimzujonghee
.
kaget, kecewa. itulah yang pertama akan aku rasakan.
Mungkin aku akan meminta waktu untuk memikirkannya terlebih dahulu. Sebuah jalinan pernikahan yang ingin aku impikan adalah memiliki suami 1 untuk seumur hidup, jadi aku akan benar-benar akan mempertimbangkan.
Nama: Thia Amelia
BalasHapusAkun twitter: @Thia198
Link: https://twitter.com/Thia1498/status/615462282865152000
Apakah kamu akan menerima atau menolak perjodohan itu?
Berikan alasannya.
Yang pertama dilakukan adalah bersikap tenang dulu, karena jika kita bersikap tenang, maka semua masalah akan terselesaikan. Jika itu memang terjadi, tentu kita harus memikirkan nya secara matang, jangan langsung mengiyakan apa yang dikatakan orangtua, masalahnya ini adalah tentang masa depan kita. Berdiskusi mungkin hal yang sangat baik dalam hal ini, biarkan saja kita mengikuti keinginan orangtua dengan ikut dalam makan malam itu, tapi ketika orangtua kita berkata bahwa kita telah dijodohkan, maka kita harus tolak secara halus, atau mungkin dengan mengajukan beberapa pertanyaan tentang mengapa kita harus dijodohkan, yang harus ditekankan adalah INIMASALAH MASA DEPAN, meskipun kita telah dirawat oleh orangtua kita sedari kecil, masa depan hanya kita yang dapat mengatur. Lalu tentang pacar kita, kita bicarakan baik-baik dengan dia, dan apa yang sebenarnya terjadi, bahwa kita tidak memiliki restu dan bahkan saya telah dijodohkan. Modal pertama dalam menjalin hubungan adalah Restu. Jika memang sejak awal orangtua ku tidak merestui pasanganku dengan alasan yang jelas, maka demi kebaikan bersama tentu saja aku lebih baik berpisah. tapi… tentu saja alasan itu harus kita selidiki dulu, jika memang pacar kita telah berubah dan ia masih ingin menjalani hubungan bahkan menikahi kita, pikirkan bagaimana caranya agar hati orangtua saya bisa melunak, karena batu sekeras apapun akan melunak jika terus menerus ditetesi air. Tapi jika pacar kita itu lebih memilih berpisah, yasudah, tidak ada pilihan lain selain mengiyakan perjodohan orangtua. Dan dengan orang yang dijodohkan dengan kita, sama seperti dengan pacar, kita diskusikan dulu, apakah dia mau atau tidak dijodohkan dengan kita, jika dia mau mau let’s go, jika tidak yah goodbye. Masalah perjodohan adalah masalah yang menentukan masa depan kita, jika ingin memiliki masa depan yang bersinar kita harus pintar memilih pasangan, apakah berjuang bersama dengan pasangan kita yang tidak direstui, atau meraih masa depan dengan mudah karena sudah dipertemukan dengan orang yang akan dijodohkan dengan kita. Dan aku memilih kedua cara itu terlebih dahulu, dengan mendiskusikannya dengan orangtua dan pacarku dulu.
Nama : Rina Eko Wati
BalasHapusTwitter : @HikariMio
Link Share : https://mobile.twitter.com/HikariMio/status/617084350589353987?p=v
Pilih dijodohkan, karena pilihan orang tua itu selalu tepat. Terlepas apakah kita menyukainya atau tidak. Entah kenapa kalau pilih sendiri dan tidak direstui orang tua, ada sepercik rasa gelisah. Saya termasuk anak yang selalu menerima semua masukan atau pilihan orang tua yang diberikan kepada saya. Pernah suatu ketika saya mangkir, dan hasilnya pun saya salah karena tidak mematuhi ucapan orang tua.
Mungkin awalnya tidak mudah karena itu sebuah perjodohan dimana kedua belah pihak tidak mengenal satu sama lain. Namun menurut saya disitulah tantangan yang harus kita hadapi. Berusaha mengenal satu sama lain. Lagipula rasa cinta itu bisa dibentuk dan tumbuh seiring berjalannya waktu kan? Witing tresno jalaran soko kulino, jatuh cinta itu datang karena terbiasa. Kalau kita terbiasa dengan kehadirannya, saya cukup yakin benih-benih cinta itu akan muncul dengan sendirinya. Mungkin presepsi orang tentang hal ini pun berbeda, namun saya akan menjalani semuanya dengan sebaik mungkin. Biarkan masa depan yang mengejutkannya.
Nama : Wahyu Triyani
BalasHapusTwitter : @witri_nduz
Jawaban :
MENOLAK. Ini sudah bukan zamannya Siti Nurbaya. Emang sih, setiap orang tua ingin yang terbaik untuk anaknya, tetapi soal jodoh dan pernikahan itu adalah urusan masa depan. Tidak ada manusia yang mampu membaca masa depan, termasuk orang tua. Pilihan orang tua juga belum tentu pas dengan hati kita. Daannn saya bukan tipekal cewek yang mau berhubungan dengan cowok yang belum saya kenal, meski itu pilihan orang tua. Buat saya, menjalin hubungan dengan lawan jenis itu sesuai kata hati. :)
Nama : Septy Anggita
BalasHapusTwitter : @sseptyanggita
Jawaban : Terlebih dahulu sya menjalani hari hari saya dgn anak jodohan org tua saya. Karna menurut saya pilihan org tua itu yg terbaik ya tetap saja manusia tdk ad yg sempurna. Jika si calon jodoh saya ini mencintai sya dgn tulus dn ikhlas menerima semua kekurangan sya, maka saya harus membuka hati untuknya dn merasakan jth cinta dgnnya. Jika sya tdk kunjung jth cinta kpdany dan memilihn jodoh kencanan saya, maka sya akan menolak perjodohan itu dn menjelaskan secara jelas kpd org tua sya dn tentu sja mereka mengerti apa yg sya rasakan karna saya buah hati mereka darah daging mereka. Sampainya kepernikahan itu harus didasari oleh Cinta, ketulusan, kejujurab dan kepercayaan. Trims^^
Nama: Dian Maya
BalasHapusTwitter: @dianbookshelf
Link share: https://twitter.com/dianbookshelf/status/618230702744571904
Meskipun saat itu punya pacar, tapi kalo dijodohin sama yang umurnya ndak berbeda jauh (maksimal 10 tahun lebih tua) dari saya, cakep, mapan, wangi & tidak merorok, saya sih setuju-setuju saja. Oh, iya, selera musiknya juga harus sama. Males aja sih kalo dia hobinya dengerin dangdut.
Nama: Muhammad Arsyad Yahya
BalasHapusEmail: muhammad.arsyad.yahya@gmail.com
Twitter: @arsyad_yahya
https://twitter.com/arsyad_yahya/status/618330470728622080
Jawaban:
Jikalau memang kasusnya terjadi seperti itu, apa boleh buat, saya hanya jadi anak yang harus berbakti pada orang tua. Saya percaya bahwa pilihan orang tua tidak akan membawa anaknya ke yang tidak baik. Saya bisa mengenal lebih jauh orang tersebut itu lebih lanjut. Jodoh yang dipilihkan oleh orang tua memang belum kita kenali jauh lantas kenapa kita memutuskan bahwa kita tidak suka padanya atatu tidak cocok padahal kita belum mengenalnya sama sekali. Bukankah kita telah berbuat zalim bila menolaknya tanpa menerimanya terlebih dahulu. Apalah juga gunanya melanjutkan hubungan bersama orang lain yang orangtua kandung sendiri pun tidak menyetujui. Bukankah restu orang tua adalah restu Tuhan, dan murka orang tua juga adalah murka Tuhan. Yang kita tidak suka tak selamanya buruk buat kita, sebaliknya tak selamanya yang kita sukai adalah yang terbaik buat kita.
Nama: Eni Lestari
BalasHapusTwitter: @dust_pain
Link share: https://twitter.com/dust_pain/status/619771307949862913
Jawaban:
aku tau orang tua pasti ingin yang terbaik buat anaknya. tapi perjodohan tanpa pemberitahuan sebelumnya? tentu saja aku menolak. aku gak ingin hidupku (apalagi pernikahan) ditentukan sepihak sama orang tua, tanpa mendengar pendapatku sebelumnya. ehm walau aku menolak, aku gak bakal ngomong langsung waktu acara makan malam kok. aku gak mau mempermalukan orang tuaku di hadapan keluarga temannya. aku bakal ngomong di rumah sama tanya alasan mereka pengin menjodohkan aku diam2 begitu. aku juga mau tau apa yang membuat mereka keberatan dengan laki2 pilihanku. kalo penjelasannya masuk akal, oke lah mungkin aku bisa mempertimbangkan keputusan mereka menjodohkanku. mungkin aku juga bisa mulai 'pendekatan' dengan laki2 yang akan dijodohkan denganku. tapi kalo itu semata2 demi kepuasan mereka sendiri, otomatis aku bakal mati2an menolak untuk dijodohkan. menurutku, aku berhak menentukan kebahagiaan untuk diriku sendiri.
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusNama : Veny
BalasHapusTwitter : @yutakaNoYuki
Link share : https://twitter.com/yutakaNoYuki/status/619984972934320129
Mungkin bisa kasih alasan ke ortu untuk lebih mengenal calon yang dijodohkan, baru dikenalkan bukan berarti besoknya langsung nikah kan ? :D
Selain untuk menghormati ortu dan temannya tapi juga untuk membuat perbandingan. Mungkin terasa gak adil untuk pacar karena dibandingkan tapi sebisa mungkin harus tetap fair, siapa tau ternyata calon yang dikenalkan ortu lebih baik dari pacar ? Karena gimanapun juga ortu kan pasti memlihkan yang terbaik untuk anaknya. Dan hal itu juga bisa jadi tes buat si pacar, kira-kira gimana dia menghadapi situasi ini, tetap berjuang dan makin memperbaiki diri biar diniliai pantas oleh orangtuaku atau malah menyerah dan menyalahkan situasi ?
Sebisa mungkin tidak menyakiti hati ortu tapi tidak cinta buta juga dengan pacarku :D
Nama : Nadia Puspaningtyas A.
BalasHapusTwitter : @nadia48nafla
Sebelum memilih antara menerima atau menolak perjodohan, aku akan meminta untuk diberi waktu paling tidak satu minggu untuk memikirkannya.
Karena apa?
Jika pada akhirnya menuju jenjang yg lebih serius (pernikahan) aku tidak langsung memberi jawaban "Ya, aku menerimanya" karena aku tidak tahu apa yang akan terjadi kedepannya, daripada menyesal di kemudian hari, lebih baik dipikir baik-baik dulu.
Selama seminggu itu, digunakan sebaik mungkin berbicara dengan orang tua tentang kedekatan aku dan si dia, walaupun orang tua menolak kedekatan itu. Akupun tahu maksud orang tua itu demi kebaikan masa depan aku, tapi jika orang tua tetap pada pendiriannya untuk menjodohkanku (bukan demi kepentingan mereka), pada akhirnya semua tergantung dari aku.
Disisi lain, aku berdoa. “Jika dia bukan jodohku, tolong jauhkanlah. Tapi jika dia jodohku, tolong dekatkanlah”. Jika yg terjadi ternyata anak teman ortu yg dijodohkan dgn aku lebih baik dari si dia (misal), berarti dialah yg akan jadi calon Imamku. Pada akhirnya, aku harus memantapkan hati bahwa ini yang terbaik bagiku utk menerimanya. Karena aku mendengar bahwa "Ridhonya Allah adalah Ridhonya Orang tua", jika sudah mengantongi restu orang tua, apapun akan dimudahkan sama Allah swt. Jadi walaupun belum kenal satu sama lain, dari situlah dimulai utk mengenal diri masing2 dan tahu ini suatu hubungan yang tidak cukup berlandaskan cinta tp juga komitmen untuk saling mengerti dan menerima kelebihan dan kekurangan masing2.
Nama:Farah Fahmi
BalasHapustwitter: @FarrMaSi
sebenarnya, pilihan yang ada antara di jodohkan dan nyari sendiri itu belum tentu baik semuanya ya. Dari orang tua belum tentu orangnya cocok dengan aku dan kalo aku pilih sendiri, belum tentu orang itu benar dari kacamata orang tua (meski pilihan orang tua juga tidak menjamin). Paling tidak aku harus melakukan ritual keagamaan seperti sholat istikharah sebelum menentukan pilihan tersebut. Tapi, berhubung ini disuruh milih sekarang, aku lebih memilih menolak dijodohkan. Karena kalau dijodohkan, kan orangnya belum tentu aku suka. Nah kalo pilih sendiri kan sudah terjamin ‘suka’-nya. Kalau suka kan ngejalanin nantinya jadi enak tanpa ada tekanan. Untuk urusan cocok tidaknya dengan orang tua serta baik-tidaknya orang itu kan bisa dibahas lebih lanjut. Orang baik untuk orang baik dan begitu pula sebaliknya, aku percaya itu sih :D
Perjodohan itu klasik banget. Saya laki-laki. Kalau saya berada pada posisi sudah berpasangan dan kemudian orang tua saya memberitahukan kalau saya sudah dijodohkan sejak kecil, reaksi saya, saya akan minta waktu untuk memikirkannya. Saya juga butuh penjelasan kenapa orang tua saya tidak menyetujui pasangan saya saat ini.
BalasHapusSelama waktu yang diberikan, saya akan mengenali dulu sosok perempuan yang dijodohkan kepada saya itu. Saya akan menilai beberapa kriteria dari pasangan saya dan perempuan perjodohan itu. Pertama, agamanya sebaik apa. Kedua, tabiat dan karakternya. Ketiga, visi masa depan selaras atau tidak dengan saya.
Jika perempuan perjodohan lebih baik, saya akan menerimanya. Tapi jika tidak lebih baik, saya akan menolaknya dengan lembut. Yang perlu diingat, saya pasti sudah sangat mengenali pasangan saya. Ditambah dalam menyikapi hal ini, tidak boleh ada pertengkaran dengan orang tua.
Huft. Semoga jawaban saya bisa menjadi pertimbangan.
Nama: Hapudin
Twitter: @adindilla
Rizqa nurul hidayanti/ @nurul_rizqa
BalasHapusWalaupun ortu pasti memilihkan jodoh yang terbaik buat kita tp aku punya keyakinan bahwa terbaik buat ortu itu blm tentu terbaik buatku.... krn akulah yg mnjlani masa depanku nntinya aku ingin memilih sendiri tapi tanpa melupakan restu dari ortu. Aku akan menolaknya krn aku lebih memilih pilihanku sndri.... aku hanya ingin memilih dan bertanggung jwb dgn masa depanku ^^
Neneng Lestari
BalasHapus@ntarienovrizal
aku tidak akan menolak atau menerima.
pertama aku akan buat perjanjian dulu dengan orang tuaku dan orang yang ingin dijodohkan denganku. Aku ingin waktu lebih untuk mengenalnya lebih baik. Tidak adilkan kalau aku menolak dia bahkan aku belum sempat mengetahui sifatnya.
kedua, aku akan menilai kedua laki-laki yang ada di hidupku saat ini, yaitu pacar yang tidak disetujui orang tua, dan pria yang di jodohkan oleh orang tua. Setelah punya cukup waktu untuk menentukan, baru aku akam memilih antara si pacar atau pria yang di jodohkan.
apa gak terkesan mempermainkan cowok?
Lha, ini masalah pernikahan. Laki-laki yang aku pilih nanti adalah Imam dan pendamping hidupku sampai akhir hayat. Jadi harus pintar-pintar milih dong. Jangan sampai aku salah pilih atau kecewa. Dan misalkan suatu hari aku kecewa dengan keputusan yang aku buat, berarti itu adalah konsenkuensi pilihan yang telah aku buat. Tidak perlu menyesal.