Pages

Minggu, 08 Maret 2015

[Review] Remedy by Biondy Alfian

Judul : Remedy
Penulis : Biondy Alfian
Penerbit : Ice Cube Publish
Penyunting : Katrine Gabby Kusuma
Perancang sampul dan isi : Deborah Amadis Mawa
Penata Letak : Teguh Tri Erdyan
ISBN : 978-979-91-0818-0
Dimensi : 13x19 cm
Halaman : vi + 209 halaman
Terbit : Februari 2015

BLURB :
"Lo yang nemuin dompet gue, kan?" tanya Navin.
"Ya," jawabku.
"Berarti lo sudah lihat semua isinya?"
"Ya," jawabku lagi.
"Berarti lo sudah-"
"Melihat kedua KTP-mu?" tanyaku. "Sudah."
 
Navin menarik napas panjang. Kedua matanya melotot padaku. Rahangnya tampak mengeras.
Ada yang aneh dalam diri Navin, si anak baru itu. Tania tidak sengaja menemukan dompetnya di tangga sekolah dan melihat di dalamnya ada dua KTP dengan data-data yang sama, hanya berbeda nama. Satunya tertera nama Navin Naftali, satunya lagi tertera nama Budi Sanjaya. Selain itu, ternyata Navin sudah berumur 20 tahun. Apa yang dilakukan seorang pria berumur 20 tahun di SMA? Sebagai seorang murid pula.
 
Tania memutuskan untuk mencari tahu kebenaran tentang identitas ganda Navin. Sementara itu, Navin juga penasaran dengan sosok Tania yang kini mengetahui rahasianya. Karena sepertinya gadis itu punya rahasia yang lebih besar darinya.

Ya! Ternyata, buku ini adalah buku ketiga dari seri 'YARN' oleh Penerbit Ice Cube.
Ini buku pertama di bulan Maret yang saya selesaikan membacanya >,< dan ini termasuk baca marathon loh, soalnya bukunya sampai di rumah tadi malam dan pagi ini udah selesai ;D

Novel ini menggunakan latar kisah Putih abu-abu alias SMA yang menjadi awal mula pertemuan Tania dan Navin.
Tania yang pendiam, jarang berinteraksi dengan orang, dan bahkan bisa dikatakan tak punya teman diminta oleh Viki, yaitu sang Wakil Ketua Kelas untuk menggantikan giliran piket Viki dengan 'alasan' ibu Viki yang sedang sakit. Namun, ternyata itu hanyalah sebuah alasan yang dibuat oleh Viki, sebenarnya ia akan pergi menonton Noah bersama temannya yang lain.
Karena saat itu Tania sedang tak ada kerjaan, maka ia bersedia untuk menggantikan piket Viki. Dan disinilah awal dari cerita bermula...

Setelah menyeselasikan piket, Tania pun bergegas pulang. Namun, saat dia menuruni tangga, ia melihat sebuah dompet cokelat gelap berbentuk persegi. Karena penasaran, ia pun membuka dompet tersebut, di dalam dompet tersebut terdapat uang senilai Rp.400.000 dan sebuah KTP dengan nama 'Budi Sanjaya' dengan tanggal lahir .

Di tempat lain, seorang pria sedang gelisah karena dompet miliknya hilang entah kemana. Navin, ya orang itu adalah Navin. Entah, dia tak tahu dimana dia menghilangkan dompet itu, di sekolah? atau di mall? masalahnya adalah isi dari dompet itu, bukan, bukan uangnya yang dia pikirkan, tetapi surat-surat penting di dalamnya seperti SIM, kartu debit, kartu kredit, STNK, dan juga kedua KTP nya.

Setelah itu, besoknya Tania berpikir 'Siapa sebenarnya Budi Sanjaya?' dan sepertinya sudah menjadi takdir, Tania yang saat itu disuruh oleh seorang guru untuk mengantarkan buku ke seluruh kelas IIS, ya Tania tak dapat menolak, karena juika menolak, pasti dirinya mendapat ceramah dari guru tersebut. Tiba di kelas XI IIS 3, Tania disambut dengan segerombol murid kelas tersebut yang sedang bertanya-jawab dengan seorang siswa lainnya. Sepertinya anak baru. Tania tak terlalu mempedulikannya, ia langsung memberikan LKS tersebut kepada seorang siswi kelas itu. Baru saja ia ingin keluar kelas tersebut... namun sebuah percakapan menarik perhatiannya.

"Navin, pulang nanti jalan ke Tanjungan Plaza, yuk! Rame-rame," kata salah satu gadis dengan nada melengking.
"Um, sorry. Gue nggak bisa. Dompet gue barusan hilang, jadi lagi nggak punya duit," jawab si anak baru itu.

Tunggu... dompet? Jantung Tania rasanya berdetak lebih kencang. Apakah si anak baru itu adalah pemilik dompet yang kemarin ia temukan? tapi tunggu... bukankah nama si anak baru itu adalah Navin Naftali? sedangkan, dompet yang dia temukan kemarin kan milik Budi Sanjaya. Ah ternyata bukan si pemilik dompet kemarin, lalu akhirnya Tania pun keluar dari kelas itu.

Dan tunggu... saat di kantin, Tania pun menemukan satu lagi KTP di dompet tersebut dengan nama Navin Naftali...

Tapi, setelah beberepa lama, dan setelah yakin bahwa Budi Sanjaya adalah Navin Naftali, Tania pun berinisiatif mengembalikan dompet tersebut. Namun, masih ada yang mengganjal baginya, sebenarnya kenapa si anak baru itu memiliki dua KTP? lalu untuk apa seorang pria berumur 20 tahun ada di SMA dan menjadi murid SMA? Apakah Navin adalah seorang penjahat? atau saksi dalam sebuah kasus? jadi dia harus mengubah identitasnya? tapi, kalau itu benar, lalu mengapa hanya namanya yang diubah? 

Fix! cerita ini bikin penasaran dari blurb nya! fakta di blurb yang mengatakan bahwa Tania mempunyai rahasia yang lebih besar dari Navin membuat saya penasaran. Selain itu covernya juga misterius, apa makna dari akar di cover itu? akar tersebut bermakna 'akar permasalahan'.
Dan cerita novel ini ngeri, cius deh ._. tapi tenang, ini bukan thriller, bukan juga suspense, cuma ceritanya agak ngeri gitu, nggak nyangka sama isinya! saya langsung syok a.k.a kaget pas tahu rahasianya Tania! Apalagi pas tahu Tania punya hobi ngeiris lengannya kalau dia lagi stres. Ih serem deh~ 

Tapi, di sisi lain, novel ini juga 'agak' romantis. Kisah Navin dan Tania yang mulai dekat dan sering menghabiskan waktu bersama. Em ah! tak lupa juga soal Viki yang sepertinya menyukai Navin. Tapi saya bersyukur karena di cerita ini, Viki tak menjadi antagonis yang akan merusak kedekatan Navin dan Tania karena cemburu soal kedekatan mereka berdua.

Penggunaan bahasa juga lumayan oke, Navin yang berbicara dengan Tania dengan 'Lo-Gue', dan Tania yang menggunakan 'Aku-Kamu' hm, agak bertabrakan memang, tapi nggak apa-apa kok, saya masih merasa nyaman :)

Bagaimana dengan Typo? awalnya, saya merasa bahwa tak akan ada typo di novel ini, sebab saat melewati pertengahan cerita, belum juga ada typo yang saya dapatkan, namun.... akhirnya saya menemukan typo di bagian 31. Kesalahannya adalah :

Di bagian tersebut terdapat kalimat "U rusan kantor." yang seharusnya ditulis "Urusan kantor". 

Ya, hanya salah di penempatan spasi. Saya cuma menemukan kesalahan di bagian tersebut.

Ada kalimat yang saya sukai di novel ini, yaitu di halaman 85 yang diucapkan oleh Mamanya Navin :

"Ini kesempatan buat kamu. Kamu bilang ingin maju ke depan, kan? Menyelesaikan urusan masa lalu itu modal yang baik untuk maju ke masa depan."

Untuk novel ini, saya memberikan rating 4 dari 5 bintang. Kenapa 4? tanyakan kepada kak Biondy. Andai aja Tania sama Navin bisa jadian, pasti saya kasih 5 bintang deh ;p

Hihi ^o^ itulah review dari 'Remedy' karya kak Biondy Alfian. Eh ternyata kak Biondy ini besar di Makassar loh! kak Biondy, saya juga tinggal di Makassar hehe :D . Kak Biondy semoga sukses terus ya nulisnya! semoga kedepannya buku-buku kakak bisa mewarnai seluruh toko buku dan juga rak buku milikku! ^^ salam buat Navin dan Tania! Dan sekali lagi makasih ya kak Biondy buat Remedy nya ^o^ !



Dan ternyata buku ini penerbitnya Ice Cube, penerbit yang sama dengan 'Diary Princesa' yang udah kumasukkan ke Wishful Wednesdayku >,< duh jadi pengen cepat-cepat baca Diary Princesa >,<

Oke! segitu dulu! ini review pertama di Maret 2015 ;3 sampai ketemu lagi di review-review selanjutnya ^^

3 komentar:

  1. hmm, kayaknya bagus kalau dilihat dari ulasannya.
    judulnya unik juga ya, remedy..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hohoho, iya bukunya keren, judulnya juga 'Remedy', pas saya pertama dengar sih, saya langsung ingat Remedial pelajaran di sekolah ⊙▽⊙

      Hapus